Penanganan Virus Corona di Malang
RSSA Malang Kekurangan APD untuk Tangani Pasien Covid-19, Tindakan Pembedahan 'Dikorbankan'
Dalam mengatasi kekurangan APD ini pihak RS akan melakukan penundaan terhadap penanganan pembedahan & mengalihkan APD untu penanganan Covid-19
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang mengakui jika pihaknya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dalam menangani pasien Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dr Syaifullah Asmiragani saat melakukan konferensi Pers di ruang Majapahit RSSA pada Rabu (18/3/2020).
Untuk itu, dalam mengatasi kekurangan APD ini pihaknya akan melakukan penundaan terhadap penanganan pembedahan.
Selanjutnya mengalihkan APD ini agar dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19.
• 91 Petugas Medis di RSSA Malang Diawasi Intensif, Hasil Tracing Dari 2 Pasien Positif Virus Corona
• Social Distancing Ala Polresta Malang Kota, Layanan Masyarakat di Samsat dan Satpas SIM Tetap Buka
• Aremania & Aremanita Dilarang Menonton Tim Arema FC Saat Latihan, Faktor Virus Corona di Malang
"Memang kami mengalami kekurangan APD. Jadi yang sifatnya tidak terlalu mendesak akan kami manfaatkan dulu untuk penanganan Covid-19," ucapnya.
Untuk itu, dalam mengatasi kekurangan PAD ini RSSA sedang berupaya untuk mencari rekanan dan cara alternatif lain untuk membuatnya.
Dikarenakan, apabila pihaknya membeli kebutuhan APD seperti masker dan lain-lain harganya cukup mahal.
Bahkan, kata dr Syaifullah harganya kini bisa meningkat sekitar 300 persen dari harga normal.
"Seperti masker itu ternyata jahitannya khusus dan bahannya tidak sembarang. Jadi kami ini mencari alternatif lain," ucapnya.
Sementara itu Humas Tim Satgas Covid-19 di Kota Malang, dr Husnul Muarif akan meminta stok APD ini kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Pihaknya akan berusaha memfasilitasi petugas kesehatan yang ada di Kota Malang.
"Kami sudah meminta ke Dinkes Jatim untuk APD ini agar segera di kirim. Kami juga rutin melaporkan sarana dan pra sarana yang ada terkait penanganan Covid-19 ini," ucapnya.
Pria yang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang itu juga sebenarnya telah memiliki ketersediaan APD.
Akan tetapi ketersediaan itu terbatas dan hanya dikhususkan untuk petugas medis untuk penanganan Covid-19 di Kota Malang.
"Kalau jumlah APD-nya kami belum tahu. Tapi yang pasti untuk petugas medis Covid-19 saja," tandasnya.