Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur Hari Ini 24 April 2020: Total Pasien Covid-19 662 Orang
Simak update perkembangan virus corona di Malang, Jawa Timur hingga hari ini Jumat 24 April 2020.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Sedangkan jenis kerapu juga merosot hingga Rp 27 ribu per kilogram.
Padahal ikan yang kerap menghiasi menu kuliner seafood itu harganya bisa Rp 37 ribu hingga Rp 40 ribu.
"Ada penurunan permintaan. Kami menduga permintaan turun juga karena banyak warung yang tutup. Warga kan dianjurkan tak keluar rumah," ujar Darmawan, Kamis (23/4/2020).

Darmawan menerangkan, pihaknya tetap melakukan aktifitas mencari ikan.
Pihaknya hanya bisa pasrah sembari berharap harga ikan berangsur normal.
Baginya, menjadi nelayan adalah satu-satunya profesi yang menghasilkan uang.
"Kami berharap harga berangsur normal. Nelayan terkait kondisi ini ya gak bisa protes. Semoga ada perhatian dari pemerintah," tutur Darmawan.
Selain harga ikan yang merosot, pihaknya tengah menghadapi perubahan angin barat ke timur.
Nelayan menyebutnya musim angin selatan. Pada saat angin berhembus, kecepatannya tinggi. Sehingga menjadi momok para nelayan.
Imbasnya, penurunan tangkapan yang semula bisa diatas 10 tonase kotor, kini bisa menurun.
"Saat ini hanya dapat di bawahnya 10 tonase kotor saja," ujar pria yang sudah belasan tahun menjadi nelayan itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring penurunan harga yang terjadi juga disebabkan karena permintaan dari wilayah Jakarta hingga Bali terhenti akibat virus corona.
Pasar yang sepi hingga banyak warung makan seafood yang tutup juga jadi salah satu pemicu turunnya harga ikan.
"Tengkulak ikan lebih banyak jualnya hanya di pasar lokal Malang," ungkapnya.
Di sisi lain, Bupati Malang, Muhammad Sanusi masih memperbolehkan nelayan beraktifitas mencari ikan.
"Nelayan tetap boleh cari ikan. Sumber gizi dari ikan masih kita perlukan," ujar Sanusi.
Sanusi menambahkan, nelayan atau pendatang yang datang melalui Pelabuhan Sendang Biru wajib melakukan pemeriksaan kesehatan.
Para pelancong yang datang melalui Pelabuhan Sendang Biru berasal dari berbagai daerah. Seperti Jember, Banyuwangi, hingga Sulawesi.
"Setiap perahu dan abk (awak badan kapal) diperiksa. Kapalnya disemprot disinfektan dan para abk disemprot antiseptik. Setiap kapal yang datang diperiksa. Kalau ada indikasi Covid-19 ya dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat dulu," ujar mantan politisi PKB itu.
2. Kelenteng Eng An Kiong & Hawai Group Malang Serahkan Bantuan Alkes ke Polresta Malang Kota
Yayasan Kelenteng Eng An Kiong dan Hawai Group Malang serahkan bantuan alat kesehatan kepada Polresta Malang Kota. Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong Malang, Iwan Handojo, mengatakan ada lebih dari 200 buah alkes dari berbagai jenis yang diberikan tersebut.
"Ada 300 baju APD, 150 sepatu, 300 masker, 200 sarung tangan, 5 buah baju medis, dan 200 face shield. Bantuan tersebut langsung kita serahkan ke Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata," kata Iwan kepada TribunJatim.com (grup suryamalang.com), Kamis (23/4/2020).

Sementara itu, Direktur Utama Hawai Grup, Bambang Yudho Utomo berharap bantuan alkes itu dapat memberi manfaat yang besar bagi Polresta Malang Kota.
"Harapan kita adalah bantuan ini dapat bermanfaat bagi Polresta Malang Kota serta masyarakat. Semoga apa yang kita lakukan ini dapat membantu pencegahan penyebaran virus corona di Kota Malang," imbuh Bambang.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata berterima kasih atas bantuan alkes yang diberikan tersebut.
Ia menambahkan setiap bantuan yang diterima, pihaknya akan selalu mendata secara rinci.
"Sehingga setiap bantuan yang kita berikan sesuai dengan kebutuhan dan jelas pendistribusiannya. Nantinya bantuan APD akan kita serahkan kepada anggota yang berjaga di Posko Covid yang ada di terminal, stasiun, dan perbatasan kota. Sedangkan sisanya akan kita serahkan di beberapa rumah sakit di sekitar wilayah Kota Malang," tandas Leonardus.