Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona di Malang Sabtu 15 Agustus 2020: 1136 Pasien Sembuh & 1755 Positif Covid-19
Berikut update virus corona di di Malang Raya hari ini Sabtu 15 Agustus 2020 merangkum covid-19 di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Disebutkan, aktivitas santri yang mondok dan sekolah berjalan biasa sudah hampir satu bulan sejak 15 Juli 2020.
Namun jam pelajarannya sampai siang. Mulai jam 07.30-11.30 WIB. Sorenya mereka ngaji.
Habis subuh sampai pukul 06.00 WIB juga mengaji dan bersiap ke sekolah.
"Dengan diatur per jenjang setiap minggu, maka di sekolah juga tidak ada kerumuman ," terang Shahilin.
Sekolah juga menyiapkan masker dan thermo gun untuk cek suhu.
Sedang untuk hand sanitizer, santri membawa sendiri dari rumah.
Karena sudah menjalankan tatap muka terbatas, maka Shahilin menyampaikan kesiapan SMK-nya ke Kepala Cabdin, Ema Sumiarti.
Selain itu, jumlah siswanya juga kurang dari 100 orang. Sebanyak 50 persen tinggal di dalam pondok pesantren.
Sedang di SMAN 2, untuk kelas ujicoba tatap muka masih menunggu kepastiannya pada 18 Agustus 2020.
Namun sekolah ini sudah membuka kelas tatap muka bagi 20 siswa yang masuk KBC (Kelas Belajar Cepat) sejak Senin lalu.
"Sebelum itu, kami melakukan pooling dulu," kata Haryanto, Kepala SMAN 2, Jumat (13/8/2020).
Hasilnya, sebagian besar ingin luring baik dari siswa, guru dan orangtua.
Siswa KBC belajar selama dua tahun. Saat Mapel umum, lokasinya antara lain di aula sekolah.
Setelah itu mereka kembali ke kelas masing-masing sesuai peminatan. Nanti jika jadi ada ujicoba tatap muka terbatas, sekolah sudah memiliki desain/konsepnya.
2. Ratusan Pekerja Seni Bertemu Ketua DPRD Kabupaten Malang, Perjuangkan Nasib Saat Pandemi Covid-19

Kantor DPRD Kabupaten Malang ramai didatangi aksi massa pada Kamis (13/8/2020).
Bahkan ada pertunjukan seni jaranan hingga menutup akses jalan.
Aksi tersebut ternyata bagian dari demonstasi para pekerja seni tradisional kabupaten Malang.
Saat berorasi, massa meminta bisa kembali melakukan pekerja seni di tengah pandemi Covid-19.
Massa juga mengungkapkan, aksinya ini merespon tindakan Bupati Malang yang sebelumnya bernyanyi dangdut.
"Kelompok pengelola sound system, electone dan pelaku senin. Jadi efek Covid-19 banyak pelaku seni tidak berkesempatan mengkreasikan kelebihannya," ujar Ketua DPRD Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto usai menemui massa.
Sebagai wakil rakyat, Didik menampung inspirasi para seniman.
Dia berupaya memberikan solusi agar pekerja seni diberikan ruang untuk menggelar kesenian. Asalkan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Selanjutnya, akan segera berkomunikasi dengan Muspida melalui Dandim, Kapolres, Bupati dan Kepala Kejaksaan serta pengadilan juga mengambil langkah agar pekerja seni diberikan ruang dan waktu," tutur Didik.
Didik menilai, wayang bisa menjadi sarana sosialisasi pencegahan Covid-19.
Sehingga pada 17 Agustus bisa dijadikan momentum tepat menciptakan kembali ruang dan kesempatan berkesenian.
"Pelaku seni tidak bisa bekerja tanpa keterlibatan masyarakat, dan keduanya tidak bisa berjalan tanpa ijin dari pemerintah," beber Didik.
Selanjutnya, Didik masih memerlukan koordinasi dengan pejabat terkait.
"Maka ketiga ini harus duduk bareng dan kami akan segera melakukan fasilitasi agar segera memberikan ruang agar pekerja seni ini dapat bekerja kembali," terang Didik.
Selama aksi berlangsung, para demonstran bersikap tertib. Beberapa dari mereka m
(Sylvianita Widyawati/Erwin Wicaksono/Ratih Fardiyah/SURYAMALANG.COM)