Nasional

Kisah Guru di Pedalaman Kalimantan, Jalan Kaki 10 Km per Hari dan Diganggu Hewan Liar Demi Mengajar

Kisah Guru Honorer di Pedalaman Kalimantan, Jalan Kaki 10 Km / Hari dan Diganggu Hewan Liar Demi Mengajar

Editor: eko darmoko
Kompas.com
Berta Bua'dera guru honorer di SD Filial 004, Kampung Berambai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

Mereka tak lagi bisa membayar kontrakan di Samarinda. Pasangan suami istri itu kemudian pindah ke kebun di Kampung Berambai.

“Daripada bayar kontrakan, kami pindah ke kebun di sini (dekat Kampung Berambai). Kebetulan ada ipar yang juga berkebun di sini. Dia panggil kami ke sini,” kenang Berta.

Selama empat tahun, Berta membantu suaminya mengurus kebun. Pada tahun 2009, dia mendengar kabar bahwa SD yang terletak di Kampung Berambai butuh tenaga pengajar.

Walaupun jaraknya jauh, ia tetap melamar dan diterima sebagai pengajar. Gaji pertama, ia mendapatkan uang Rp 150.000 per bulan. Dua tahun kemudian gaji yang diterimanya naik menjadi Rp 400.000.

“Sampai sekarang gaji saya Rp 1 juta per bulan,” tutur wanita asal Toraja, Sulawesi Selatan, ini.

Berta mengaku, gajinya tak mencukupi kebutuhan hidup keluarga, apalagi biaya sekolah anak.

Ia pun mencari penghasilan tambahan dengan menjual hasil kebun di pasar malam.

“Setiap malam Senin saya jualan sayur, ubi-ubian, pisang, lombok di pasar malam di Desa Bangun Rejo (desa tetangga). Kalau makan ada saja, enggak ada beras bisa makan ubi, tapi biaya anak sekolah ini agak sulit,” keluhnya.

Kondisi ini dipersulit sejak ada pandemi Covid-19 dan pasar malam pun ditutup. Terpaksa ia harus menjual hasil kebun ke sejumlah pasar tradisional di Samarinda dan Tenggarong.

“Yang kami sulit itu menyekolahkan anak-anak. Kalau makan, apa saja bisa kami makan dari hasil kebun,” tuturnya

Kendati dengan kisah sedihnya, Berta tak berharap belas kasihan.

Ia mengaku ikhlas menjalani profesinya sebagai guru demi mencerdaskan generasi bangsa.

Bertemu monyet hingga ular kobra di jalan

Untuk sampai ke sekolah, Berta melewati kebun dan kawasan tanpa hutan. Setelah melewati kebun, ia memasuki kawasan tanpa hutan.

Kiri kanan jalan hanya terlihat rerumputan dan pepohonan. Suasana sepi, hanya terdengar suara burung dan nyanyian hutan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved