Nasional

Kisah Guru di Pedalaman Kalimantan, Jalan Kaki 10 Km per Hari dan Diganggu Hewan Liar Demi Mengajar

Kisah Guru Honorer di Pedalaman Kalimantan, Jalan Kaki 10 Km / Hari dan Diganggu Hewan Liar Demi Mengajar

Editor: eko darmoko
Kompas.com
Berta Bua'dera guru honorer di SD Filial 004, Kampung Berambai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

Sesekali ia melewati jalur menanjak, menuruni bukit, dan melintasi bebatuan.

“Kalau tidak hati-hati, bisa jatuh,” Berta mengingatkan saat kami menanjaki jalan berbukit.

Ketika hujan, kata Berta, jalan tanah ini licin dan lengket.

Biasanya, ia menggunakan payung ke sekolah ketika hujan. Tak jarang, Berta menemui ular kobra, monyet, bahkan orangutan.

“Monyet paling sering ketemu. Orangutan dan ular jarang-jarang, tapi ular di sini rata-rata berbahaya, ular kobra. Tapi, syukur sejauh ini saya aman saja,” harap Berta.

Awal mengajar pada 2009, Berta jalan kaki bersama anaknya, Emanuel.

Saat itu Emanuel masih berusia lima tahun. Tiap pagi Berta membawanya ke sekolah.

Keduanya menyusuri jalan sejauh 5 kilometer ini sampai sang anak masuk SD hingga lulus di sekolah itu.

Kini, Emanuel sudah duduk di bangku SMK dan pindah tinggal di Samarinda bersama tante atau adik Berta.

Karena itu, hanya Berta seorang diri yang kini masih bolak-balik dari rumah ke sekolah.

Menuju sekolah, Berta mengaku butuh waktu satu setengah sampai dua jam jalan kaki.

Ia biasanya berangkat dari rumah pukul 04.30 Wita dan tiba di sekolah pukul 07.30 Wita.

Selesai mengajar, Berta pulang sekitar pukul 12.00 Wita atau 13.00 Wita.

Ia akan tiba di rumahnya sekitar pukul 16.00 Wita sampai 17.00 Wita.

Bekal nasi yang ia bawa kadang dimakan langsung di sekolah setelah jam pulang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved