Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Terbaru, Kronologi Sebenarnya Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Ada 2 Perbaikan Tertunda
Dalam laporan tersebut KNKT menyebut pengatur sistem daya atau gas (Throttle) pada pesawat mengalami anomali.
"Ini komunikasi terakhir ATC dengan pesawat SJ 182, dan FDR sudah tidak merekam data penerbangan selama 20 detik," ujar Nurcahyo.

Tidak Tabrak Awan
Mengacu pada data cuaca yang diperoleh KNKT dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pesawat tersebut tidak melalui area awan hujan ketika terbang.
Pesawat juga tidak berada dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan.
"Bahwa pesawat ini tidak melalui area dengan awan yang signifikan dan bukan area awan hujan, juga tidak berada in-cloud turbulence atau di dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan," kata Nurcahyo.
KNKT juga menduga Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu belum bisa ditemukan karena tertimbun lumpur di dasar laut.
Nurcahyo mengungkapkan pihaknya telah menandai posisi koordinat yang ditengarai menjadi lokasi CVR.
"Posisi koordinat CVR sudah kami tengarai, mengacu pada ditemukannya FDR juga elektronik modul atau casing dari CVR dan FDR," ujarnya.
Nurcahyo menyebut, luas pencarian CVR memiliki dimensinya 25 meter x 25 meter.
"Kami sudah membuat garis di bawah laut, sebanyak lima kotak. Dugaan kami CVR tertimbun lumpur, penyelam akan menggali wilayah yang telah dikotakkan," ungkapnya.
KNKT juga mengungkapkan telah menggunakan alat peniup lumpur untuk memudahkan proses pencarian CVR.
"Kemarin sudah kita tiup pagi, saat sorenya sudah kembali tertimbun lumpur," ujar Nurcahyo.
*Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Laporan Pendahuluan Investigasi KNKT: Ada 2 Kerusakan yang Ditunda Perbaikannya Sejak Natal 2020
.