Berita Malang Hari INi
Penyesalan Anak Pembunuh Ibu Kandung di Karangkates Malang Demi Harta Karun : Berlian Itu Tak Ada
Arifudin mengakui dirinya memang terbuai hasutan gaib tentang kabar adanya harta karun di mes PJB yang terletak di Sumberpucung.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : M Erwin Wicaksono , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Arifudin Hamdy , pelaku pembunuhan ibu kandungnya sendiri, Mistrin di Karangkates menyatakan penyesalannya.
Arifudin Hamdy mengaku menyesal karena ia tetap tidak mendapatkan harta karun meski nyawa ibu kandungnya sudah melayang.
Tapi di sisi lain ia tetap bersikukuh bukan ia yang membunuh ibunya, meski polisi tetap menetapkannya sebagai tersangka.
Arifudin mengakui dirinya memang terbuai hasutan gaib tentang kabar adanya harta karun di mes PJB yang terletak di Sumberpucung, tak jauh dari warung ibunya itu.
Sang tersangka juga terlanjur mempercayai rekomendasi yang disampaikan seorang dukun asal Kabupaten Blitar.
"Kata Mbah Joni (dukun) bilang kalau itu saya keruk (gali), itu dapat harta karun," beber pria berkacamata ini.
Usai menuruti perkataan dukun, tersangka harus menerima kenyataan jika rekomendasi yang disampaikan sang dukun hanya bualan semu belaka.
"Harta karun yang katanya berupa berlian, dan itu belum dapat sekarang," sesalnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan seorang ibu oleh anak kandungnya sendir di Kabupaten Malang in terungkap ketika mayat sang ibu ditemukan warga.
Saat itu mayat perempuan ditemukan dalam kondisi setengah terkubur, bagian kepala terkubur, sedangkan bagian kaki masih muncul di atas permukaan tanah.

Meski menyesal, Arifudin Hamdy menyatakan bukan dirinya yang membunuh ibunya.
Ia berkilah jika ibunya sudah dalam keadaan pusing hingga tak sadarkan diri usai menggali lubang yang dipercaya dapat mendatangkan harta karun berlian.
Pria berusia 35 tahun warga Desa/Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang ini mengaku jika ada sosok gaib yang menarik ibunya ke dalam lubang.
"Yang menggali (lubang) itu ibu sebelum meninggal. Setelah itu orangnya tidak sadar karena pusing. Saya tau ibu itu punya pusing sudah lama. Lalu ibu saya meninggal. Ada yang narik ibu saya dari dalam situ (lubang galian) oleh penghuninya (makhlul astral)," kata Arifudin saat dipaparkan dalam rilis di Polres Malang.