Ramadan 2021
Manajemen Rindu Dalam Idul Fitri di Masa Pandemi
Meski masih dalam kondisi pandemi covid-19, Ramadan tetap terasa khidmat dan nikmat.
Situasi ini memang berpotensi menggerus rasa syukur pada Sang Pencipta.
Di tengah kondisi pandemi covid-19 yang masih sangat membahayakan seperti saat ini, bangsa Indonesia ditantang untuk mampu menerapkan karakter syukur sekaligus memanfaatkan 'hasil belajar spiritualnya' selama bulan Ramadan agar mampu mengendalikan rindu dengan tetap mensyukuri semua nikmat Allah SWT.
Saya menyebutnya dengan istilah manajemen rindu.
Sebuah istilah yang mudah diucapkan namun sangat sulit diimplementasikan.
Mungkin juga akan memicu sikap sinis.
Bagaimana cara mengelola rasa yang obatnya hanya bersua?
Jika rindu dengan teman atau kerabat mungkin biasa, bagaimana jika rindu pada orangtua, suami, istri atau anak sang buah hati yang lama tak berjumpa.
Tidak ada yang tidak mungkin jika dimulai dari niat mulia untuk kemaslahatan bersama.
Kalimat ini memang terkesan klise, tapi memang itulah jawabannya.
Manajemen rindu merupakan seni mengolah pikiran dan rasa untuk tetap bersikap positif berlandaskan keimanan dan rasa syukur kepada Allah agar mampu mengendalikan dan menunda keinginan berjumpa langsung dengan orang-orang tercinta.
Manajemen rindu memang harus dimulai dari pola pikir untuk mengubah harapan dan keinginan yang berapi-api terkelola dengan bijak demi kebaikan bersama.
Cara ini diperlukan agar kondisi miris yang menimpa India tidak terjadi di Indonesia.
Manajemen rindu setidaknya dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, manajemen rindu dapat dimulai dari niat dan pola berpikir.
Hampir semua ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa mind set atau pola pikir akan membentuk sikap dan tindakan seseorang.