Berita Lumajang Hari Ini

Dana BPNT di Lumajang Ditilap Oknum Penyalur, Ada Warga yang Tak Pernah Dapat Padahal Terdaftar PKH

Ragam cerita mewarnai carut-marut penyaluran Bansos di Desa Sawaran Kulon, Kedungjajang, Lumajang.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: isy
tony hermawan/suryamalang.com
Suyono dan Sunarmi korban oknum penyalur bantuan PKH saat ditemui di rumahnya di Desa Sawaran Kulon, Kedungjajang, Lumajang, Rabu (25/8/2021). 

Berita Lumajang Hari Ini
Reporter: Tony Hermawan
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | LUMAJANG - Ragam cerita mewarnai carut-marut penyaluran Bansos di Desa Sawaran Kulon, Kedungjajang, Lumajang.

Dari banyak temuan kasus dana penerima bantuan disunat oleh tenaga penyalur, rupanya ada juga yang ditilap 100 persen.

Nasib malang itu dialami oleh Suyono (45).

Sebelum kasus itu terbongkar, gejolak itu mulai dirasakan Sunarmi, istri Suyono pada Februari 2021 lalu.

Tepatnya saat pasangan suami-istri baru saja pulang merantau dari Malaysia.

Sunarmi mendapat kabar dari sepupunya bahwa suaminya terdaftar menjadi anggota penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). 

Mendapat berita itu Sunarmi merasa heran.

Sebab sebelum pergi ke Malaysia tidak pernah ada petugas Dinas Sosial Lumajang melakukan survey ke rumahnya.

Sunarmi kemudian berinisiatif mengecek kebenaran kabar tersebut ke Fadil, salah satu penyalur bantuan di tingkat desa.

Dari pertemuan itu, kata Sunarmi, suaminya sebenarnya sudah mendapat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

KKS adalah kartu debit yang dapat digunakan penerima program PKH untuk mengakses bantuan dari Kemensos.

"Dia karena gak pernah ada orang di rumah kartunya dikembalikan lagi ke pusat. Saya terus dijanjikan kalau rejeki saya Insya Allah KKS segera turun lagi," katanya.

Berbulan-bulan berjalan rupanya KKS tidak pernah datang.

Malah pada bulan Agustus sekarang Sunarmi mulai mendengar satu-persatu borok oknum penyalur bantuan.

Menariknya praktek sunatan bansos itu terungkap, ada fakta bahwa suami Sunarmi sudah 2 tahun terdaftar menjadi anggota PKH.

Setiap bulan seharusnya suami Sunarmi bisa menerima uang tunai sebesar Rp 1 juta.

Tapi uang itu nyatanya tidak pernah sampai di tangan suaminya.

Hasil penulusuran print out  KKS milik Suyono dari tiap kali bantuan cair selalu disalahgunakan oleh oknum penyalur.

Baca juga: Dugaan Dana BPNT Ditilap, Koordinator PKH Lumajang Bakal Tutup Akses Penyalur Jika Terbukti

"Sama sekali tidak pernah dapat bantuan yang turun ke rumah saya. Beras-beras juga tidak ada," keluhnya.

Berkaca dari temuan itu Suyono berharap para stakeholder bergerak untuk ikut mengusut kasus tersebut.

Tujuannya agar tidak ada lagi praktek sunatan bansos yang dilakukan oleh oknum penyalur.

"Sekarang zaman sedang susah. Ada pandemi, kok tega sampai berbuat gitu (menyunat bansos)," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved