TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Panpel Arema FC Lawan PSSI Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Bantah Tudingan dan Minta Tak CuciTangan
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris meminta PSSI turut bertanggungjawab atas tragedi Kanjuruhan dan Suko Sutrisno membantah soal tutup Pintu Tribune
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
Pihak PSSI mengaku alasan Panpel ini dinilai merupakan salah satu pelanggaran yang dilakukan oleh Panpel.
Pelanggaran itu berakibat banyaknya korban jiwa karena terjebak di beberapa pintu stadion.
"Sebenarnya tidak semuanya tertutup, sebagian sudah ada yang dibuka. Yang masih ditutup itu telat komando, belum sampai ke tujuan (penjaga pintu,red). Padahal lebih penting lagi jika ada jalur evakuasi. Ini ke depan harus ada hitungan dan simulasinya. Untuk menentukan berapa orang yang bisa lewat dengan lancar di sebuah pintu misalnya,” jelasnya.
Baca juga: Aremania Soroti Penetapan Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Singgung Polisi yang Terlibat Penembakan
Terkait Pintu Tribune yang tertutup, Ketua Panpel Arema FC , Abdul Haris menyebut pintu keluar tribune, termasuk Pintu 13 yang menjadi salah satu titik ditemukannya banyak korban jiwa Tragedi Stadion kanjuruhan, sebenarnya sudah dibuka sejak menit 85 (waktu pertandingan), sesuai prosedur.
Haris mengaku sudah mendapat informasi dari security officer Suko Sutrisno, jika pintu-pintu stadion telah dibuka sebelum pertandingan usai.
Bahkan Haris menyinggung soal CCTV stadion yang menunjukkan ada oknum yang memang sengaja untuk menutup pintu Tribune.
Dari CCTV itu nantinya akan diketahui siapa yang menutup pintu stadion.
"Sesuai SOP semua pintu harus terbuka, kalau memang tertutup, mohon maaf kalau ada oknum yang menutup itu ada di CCTV. Semua ada di CCTV. Mulai jelang pertandingan, kick off sampai selesai ada CCTVnya. Disitu juga ada portir, ada PAM, ada dari kepolisian di setiap pintu. '
"Saya ada ditengah. Yang jelas laporan dari Pak Suko semua pintu sudah dibuka. Selebihnya itu sudah masuk materi penyidikan, jadi biar ranahnya tim bagian hukum yang menyampaikan," kata Abdul Haris, Jumat (7/10/2022).
Sebagai Ketua Panpel yang sudah ditetapkan sebagai tersangka Abdul Haris memberi sindiran pedas untuk PSSI.
Sindiran Haris disampaikan untuk otoritas sepak bola Indonesia atau dalam hal ini federasi.
Ia menilai seharusnya tragedi itu juga menjadi tanggung jawab PSSI, tidak hanya menjadi tanggung jawab Panpel dan Direktur PT LIB yang kini juga dijadikan tersangka.
“Kalau saya dijadikan tersangka, saya menerima. Saya ikhlas tanggung jawab ini saya pikul, atas nama kemanusiaan saya takut siksa Alloh daripada siksa dunia. Tidak apa apa kalau memang ini takdir dan musibah yang saya hadapi,” kata Abdul Haris, Jumat (7/10/2022) lalu.
“Tapi jangan ketika sukses pertandingan seluruh Indonesia-lah ketuanya tapi ketika ada kegagalan dilimpahkan kepada ketua Panpel. Janganlah berbahagia di atas penderitaan kesedihan kami. Saya sangat respek pada otoritas dan operator pertandingan bola di Indonesia. Tapi saya mengetuk hati nurani semua, karena sepak bola itu jiwa sportivitas. Jangan berlindung di balik regulasi, bapak -bapak lepas, cuci tangan,” tambahnya.
Baca juga: Polri Klaim Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Tidak Mematikan Tanpa Hasil Lab dan Autopsi Korban
Lebih lanjut Haris meminta pertanggung jawaban PSSI yang juga memberikan izin terlaksananya pertandingan Derbi Jatim, Arema FC Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) lalu.