Berita Malang Hari Ini
Pedagang Warung Klontong di Malang Peroleh Omset Rp 50 juta Per Bulan Bersama Mitra Bukalapak
Pemilik warung menagki mendapat keuntungan berlipat ganda setelah dirinya mulai mengembangkan digitalisasi perdagangan bersama Mitra Bukalapak.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM |MALANG - Digitalisasi perdagangan menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh pemilik warung di era saat ini.
Khusnia Fatmawati, seorang pemilik warung dari Desa Karangduren, Pakisaji, Kabupaten Malang mengaku mendapat keuntungan berlipat ganda setelah dirinya mulai mengembangkan digitalisasi perdagangan bersama Mitra Bukalapak.
Di temui di Kota Malang, Nia, sapaannya menyatakan omset yang ia terima dalam per bulan bisa mencapai Rp 50 juta. Sebelumnya, omset yang ia terima ketika belum merambah digitalisasi perdagangan berkisar antara Rp 20 juta per bulan.
Nia menceritakan, dirinya bergabung dengan Mitra Bukalapak sejak 25 Januari 2019. Saat itu, ia diajak oleh rekannya untuk bergabung dengan Mitra Bukalapak. Di awal bergabung, ia harus belajar untuk mengoperasikan aplikasi agar transaksi digitalnya bisa dilakukan dengan tepat.
"Belajarnya tidak sulit karena sudah ada panduannya. Saya hanya ikuti panduannya saja," ujarnya.
Meningkatnya omset yang diterima Nia saat ini karena banyak layanan transaksi digital seperti pembelian pulsa, pengiriman uang ataupun pembayaran lainnya di warung yang setiap hari ia tunggu. Warungnya yang dulu hanya menjual barang, kini bisa melayani jasa pembayaran non tunai.
"Jadi ketika ada pembeli, saya sampaikan kalau mau beli pulsa bisa datang ke warung saya. Saat ini, 50 persen lebih pendapatan saya diperoleh dari transaksi digital. Paling banyak orang yang mengirimkan uang," ujarnya.
Nia tinggal di lingkungan pabrik sehingga banyak pekerja dari luar kota yang datang. Pekerja dari luar kota ini sering mengirim uang ke sanak keluarganya melalui warung milik Nia.
Menurutnya, digitalisasi perdagangan harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang. Era internet seperti saat ini membuat banyak transaksi dilakukan secara non tunai ataupun digital.
"Saya juga mengajak rekan dan saudara yang lainnya, alhamdulillah sudah ada perkembangan sejauh ini," ujar perempuan 36 tahun itu.
VP Mitra Operations & Commerce Mitra Bukalapak, Becquini Akbar, mengklaim pihaknya memimpin pasar online-to offline (O2O) di Indonesia. Mitra Bukalapak menaruh perhatian peningkatan kapasitas sumber daya manusia pedagang warung agar mereka bisa sejahtera atau naik kelas.
"Mitra Bukalapak ini platform terpisah dari Bukalapak. Kami adalah anak perusahaanya. Aplikasinya bisa diunduh di Play Store," ujarnya.
Dalam sebuah acara Spesial Kumpul Juwara (SKJ) di Kota Malang, Mitra Bukalapak mengajak para pemilik warung di Malang Raya. Mereka diberi edukasi dalam hal pengelolaan bisnis, produk, maupun finansial dengan bantuan teknologi.
"SKJ di Kota Malang dihadiri oleh ratusan pemilik warung dan kios pulsa yang tergabung di Juwara, sebuah komunitas warung terbesar di Indonesia milik Mitra Bukalapak," ujarnya.
Peserta mendapatkan edukasi tentang wawasan terkait pengelolaan bisnis lewat Komunitas Juwara. Pengetahuan mendasar terkait cara memperluas jangkauan dan menarik pelanggan menjadi bekal kesuksesannya dalam mempromosikan berbagai produk virtual di warungnya seperti pulsa, token listrik, tagihan PDAM, pengisian e-wallet juga diberikan.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.