Berita Nganjuk Hari Ini

Dari Anjuk Ladang ke Nganjuk, Hidupkan Ritual Jawa Kuno Berdasarkan Catatan 1086 Tahun Silam

Upacara Manusuk Sima di Candi Lor, Nganjuk, merekonstruksi suasana Anjuk Ladang 1086 tahun silam berdasarkan catatan detail dalam prasasati.

Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Yuli A
achmad amru muiz
JAWA KUNO - Prosesi Manusuk Sima di Candi Lor yang merepresentasikan Raja Sindok memberikan hadiah kepada para pu yang dinilai berjasa. Rerkonstruksi peristiwa 1086 tahun silam itu berdasarkan catatan yang detail dalam prasasti. 

Ketika semua saksi penetapan sima sudah siap mengikuti jalannya upacara, mulailah Sang Makudur memimpin jalannya upacara. Upacara Manusuk Sima dimulai dengan menyembelih kepala ayam berlandaskan kulumpang, membantingkan telur pada  batu sima, serta menebar debu ke angkasa, sambil mengucapkan kutukan.

“Maknanya adalah apapun yang sudah ditetapkan oleh sang raja tidak dapat terulang kembali. Dan kepada siapa saja yang melanggar sumpah yang telah ditetapkan, maka mereka akan mendapat karmanya,” jelas Sukadi.

Terakhir, tambah Sukadi, yakni prosesi makan dan minum. Masyarakat Anjukladang yang turut menjadi saksi Manusuk Sima bersenang-senang untuk merayakan penerimaan hadiah tanah Swatantra dari Raja Sindok dengan berbagai hiburan.

"Dalam prasasti disebutkan, makanan berupa nasi buceng yang dilengkapi dengan kulupan yang seperti sekarang ini biasa dilakukan oleh masyarakat Nganjuk saat selamatan. Sedangkan hiburannya bernama Widu Manidung atau mungkin disebut Kesenian Tayub. Karena itu dijelaskan satu penari wanita dikelilingi para pengibing. Dan yang turut menari diawali dari pejabat yang paling tinggi, mungkin Raja Sindok juga ikut ngibing," tutur Sukadi.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved