Berita Malang Hari Ini
Berbubu Laba dari Niaga Hewan Kurban setelah Pandemi Berlalu
"Saat itu saya foto hewannya lalu saya jual. Kalau ada yang cocok, lalu saya beli dan antarkan ke pembeli itu," paparnya.
Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
Di tempat terpisah, Angga Alfarizi (23), pedagang lainnya yang juga memanfaatkan momen Idul Adha. Di usianya yang muda, ia mengambil peluang berbisnis hewan kurban. Perputaran uang hingga sekitar Rp 100 juta dia kelola sendiri.
Angga mengaku tidak memiliki pengalaman atau latar belakang sebagai peternak ataupun petani. Hasratnya berdagang hewan kurban muncul ketika ia melihat teman-temannya menjadi mekelar hewan kurban. Pada 2019, ia pun mencoba menjadi makelar hewan kurban. Berbrkal modal Rp 5 juta, ia berani memperdagangkan hewan kurban.
"Saat itu saya foto hewannya lalu saya jual. Kalau ada yang cocok, lalu saya beli dan antarkan ke pembeli itu," paparnya.
Keuntungan yang diterima berkisar Rp 500 ribu per hewan. Baginya, pengalaman ada 2019 itu menjado titik awal ia menjalankan isaha hewan kurban. Di tahun-tahun berikutnya, Angga mulai berani mengambil risiko bisnis yang lebih tinggi. Ia membeli hewan kurban dari para petani, lalu menjualnya kembali.
Saat ini, dari 30 hewan kurban kambing yang ia jual, 20 di antaranya sudah terjual. Harganya berkisar Rp 3.7 juta samai Rp 4 juta. Selain kambing, dalam waktu dua bulan ini Angga juga telah menjual 2 ekor sapi.
"Target sekarang minimal terjual 100 ekor. Tahun 2022 ada 70 ekor yang terjual," ungkapnya.
Dibilang menjanjikan, bisnis kurban menurut Angga ada peluangnya. Ia mengatakan rizki setiap orang berbeda-beda. Namun melihat perjalanan bisnisnya yang bertahan sejak 2019, bisnis kurban bisa sangat menjanjikan.
"Kami kadang tidak memikirkan keuntungan. Itu semua ada di akhir. Ada kala menangnya ketemunya di akhir. Tergantung rizki masing-masing," ujarnya.
Angga tidak membuka kandang di pinggir jalan seperti pedagang pada umumnya. Hewan-hewan kurban yang ia jual berada di Jl KH Malik Dalam, No 10.
Nama kandangnya Tiba-tiba Farm. Nama Tiba-tiba diambil karena pembukaan kandang itu dilakukan secara tiba-tiba. Ia dan beberapa temannya sdang berkumpul. Dalam kumpulan itu, mereka merencanakan membuka kandang yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
"Kami berani ambil risiko. Kami nekat datangnya barang yang dijual. Ketika sudah ada barang, maka kami harus menjual," ujarnya.
Di kandang yang saat ini dikelola, bisa menampung hingga 20 ekor kambing. Ada dua kambing besar yang masing-masing dihargai Rp 14 juta dan Rp 16 juta. Selebihnya harga berkisaran Rp 3.7 juta hingga Rp 9 juta.
Angga rajin memasarkan hewan kurbannya di media sosial Instagram, @tibatibafarm. Menurutnya jualan secara online sangat menguntungkan dan jangkauannya luas. Sejauh ini, pelanggan yang datang dan memesan sebagian besar anak-anak muda. Mereka terhubung dengan internet dan menerima informasi dari media sosial.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan pihaknya telah melatih 50 takmir masjid yang tersebar di Kota Malang untuk pelaksanaan diseminasi pemeriksaan Ante Mortem (sebelum dipotong) dan Post Mortem (sesudah dipotong).
Dipaparkan Slamet, pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan dan unggas potong sebelum disembelih. Maksud pemeriksaan ante mortem adalah agar ternak yang akan dipotong hanyalah ternak sehat, normal dan memenuhi syarat. Sebaliknya, ternak yang sakit sebaiknya tidak dipotong.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.