Berita Malang Hari Ini

Universitas Negeri Malang Pertama Kali Miliki Profesor Bidang HOTS, Prof Dr Susiswo MSi

Universitas Negeri Malang (UM) memiliki profesor baru di bidang HOTS (Higher Order Thinking Skills) bernama Prof Dr Susiswo MSi.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
dok.ist
Prof Dr Susiswo MSi, profesor baru Universitas Negeri Malang dalam bidang HOTS yang akan dikukuhkan, Kamis (22/6/2023) bersama tiga profesor lainnya. Mereka adalah Yaitu Prof Dr Sumari MSi, Prof Abd Qohar MT dan Prof Dr Joko Sayono MPd MHum. 

SURYAMALANG.COM-Universitas Negeri Malang (UM) memiliki profesor baru di bidang HOTS (Higher Order Thinking Skills) bernama Prof Dr Susiswo MSi. Ia adalah dosen di Departemen Matematika Prodi Pendidikan Matematika FMIPA. Bidang ini pertama kalinya di UM. 

"Apa ada juga yang lain di Jawa Timur atau Indonesia, saya belum tahu. Sesuai SK yang saya terima dari Kemendikbudristek, bidang guru besar saya adalah HOTS," jelas Susiswo pada wartawan di sela gladi bersih, Rabu (21/6/2023).

Ia akan dikukuhkan pada Kamis (22/6/2023) di aula GKB A19 lantai 9 bersama dengan tiga profesor baru lainnya. Yaitu Prof Dr Sumari MSi, Prof Abd Qohar MT dan Prof Dr Joko Sayono MPd MHum. Dijelaskan, ia profesor bidang HOTS karena di Matematika berpikirnya tingkat tinggi dan bernalar. 

"Dan penekanannya dari kreatifnya itu," kata dia. Ia mencontohkan tentang banyaknya produk geprek ayam di pasaran. Bagaimana bisa bersaing agar bisa digemari konsumen, maka harus berpikir kreatif. Begitu juga mahasiswa agar tidak terbiasa berpikir satu sisi tapi banyak perspektifnya. 

Susiswo menyelesaikan S1-nya di IKIP Malang di Pendidikan Matematika. Lalu melanjutkan S2 di Matematika ITB dan S3 Pendidikan Matematika.
"Mapel Matematika itu sering dianggap sulit. Mungkin kalau menjelang pelajaran sudah males duluan," kata dia. 

Agar siswa menyukai matematika, maka guru harusnya tidak langsung mengarah ke latihan soal atau rumus-rumus. "Tapi praktiknya kadang juga tidak bisa seperti itu karena guru juga ditargetkan harus selesai bahan ajarnya," kata dia. Idealnya untuk menyukai matematika jangan langsung menekankan ke intinya.

Karena itu ia juga membuat aplikasi pembelajaran matematika tapi hanya untuk bahan pelatihan guru. "Belum di playstore," kata dia. Di aplikasi itu ia berharap siswa bisa senang pelajaran matematika. Sedang Prof Joko Sayono berasal dari Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Ia profesor bidang teknologi pembelajaran sejarah. 

"Biasanya isu pembelajaran sejarah di sekolah adalah monoton, hafalan, tidak menarik dan lainnya," kata Joko. Maka ia menyarankan empat hal bagaimana menghidupkan belajar sejarah dengan menarik. Yaitu pertama, merubah cara pandang guru akan pengertian sejarah sebagai kisah dan belum memandang sejarah sebagai ilmu yang memiliki kaidah ilmiah.

Kedua, pengembangan berpikir kritis. Ketiga, historiografi dan praktik historiografi di sekolah dan keempat adalah mengembangkan cara berpikir kritis. "Sebaiknya juga buku teks yang diberikan ke siswa tidak hanya satu sumber sehingga membuat siswa aktif," kata dia. 

Sedang Prof Dr Abd Qohar MT dalam pidato pengukuhannya mengangkat tentang Peranan Media Pembelajaran Berbantuan Teknologi Informasi Untuk Mendukung Kemampuan Matematis dan Pendidikan Karakter". Sedang Prof Dr Sumari MSi dari FMIPA mengangkat tentang "Peranan Katalis Pada Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan".

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved