Menolak Lupa Tragedi Kanjuruhan, di FIB UB Digelar Pameran dan Diakhiri Pemutaran Film

SURYAMALANG.COM, MALANG- Bertempat di galeri seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) gedung A Universitas Brawijaya digelar pameran Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan. Kegiatan dibuka Senin (25/9/2023) dan berakhir pada 29 September 2023 dengan pemutaran film tentang Pak Midun, aktifis perdamaian suporter. Ia pernah naik sepeda angin ke Jakarta untuk mengingatkan tragedi Kanjuruhan. 

Kasus itu berakhir dengan menewaskan 135 suporter saat laga Arema FC-Persebaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Begitu masuk ke ruang galeri seni, ada tulisan 135 nama korban Kanjuruhan. Juga ada foto-foto korban Kanjuruhan yang diambil di sebuah rumah sakit di Kota Malang. Hal ini memudahkan keluarga mencari anggota keluarganya.

"Paling berkesan itu ketika melihat foto-foto korban Kanjuruhan. Saya sampai merinding dan bisa merasakan bagaimana para korban," kata Aulia Syifa Salsabila, mahasiswa prodi Seni Rupa Murni, sementer 1 FIB UB pada suryamalang.com di sela melihat pameran. Dikatakan, ia memang tidak selalu mengikuti berita Kanjuruhan. Tapi ketika membuka HP biasanya muncul saat ia melihat-melihat berita. 

Ada 52 karya yang dipanjang dalam bentuk 2D. Ada karya seni rupa, puisi, foto-foto, berita tragedi Kanjuruhan dan lainnya. Ini tak hanya diisi mahasiswa tapi juga masyarakat luar kampus. "Kami mengambil momen ini pada September karena  mendekati setahun tragedi itu," jelas M Rafi A, panitia acara. Dikatakan, yang dipamerkan tidak ada kaitan dengan tugas kuliah.

"Ini murni keprihatinan kami tentang memudarnya aktifitas sebagai pengingat. Kami memcoba sebagai nyala lilin di acara tersebut," kata dia. Sehingga tragedi Kanjuruhan akan selalu teringat. Ia menyatakan bersyukur karena agenda pameran mendapat dukungan dari kampus tentang program September Hitam, salah satunya dengan pameran satu tahun tragedi Kanjuruhan.

"Alhamdullilah tidak ada kesulitan perizinan," jawab mahasiswa FIB ini. Ia melihat jalanan yang pernah dipenuhi poster-poster Kanjuruhan, lambat laun dicabuti entah oleh siapa. Sementara pos polisi di Rajabali juga sudah dibongkar yang semula ditempeli berbagai tulisan tentang tragedi Kanjuruhan. Sylvianita Widyawati