Berita Tulungagung Hari Ini

2 Manuskrip dari Kayu di Tulungagung Diduga Beraksara Bali Kuno tapi Berbahasa Jawa

Salah satu koleksi naskah lama Pemkab Tulungagung adalah Pitutur Luhur Kitab Ma’rifatul Bathin yang sudah terjemahkan di Perpustakaan Pusponegoro.

Penulis: David Yohanes | Editor: Yuli A
david yohanes
Salah satu manuskrip kuno yang disimpan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung. 

Dari proses penerjemahan, manuskrip ini diketahui bernama Pitutur Luhur Kitab Ma’rifatul Bathin.

“Manuskrip ini sudah kami terjemahkan di Perpustakaan Pusponegoro Mangkunegaran tahun 2010,” ungkap Silan.

Menurut pegiat budaya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Monis Pandu Hapsari, sampai saat ini belum ada upaya penerjemahan dua manuskrip kuno ini.

Monis mengaku baru tahu keberadaan manuskrip ini setelah menghubungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Dia juga sudah menghubungi pegiat sejarah untuk mengidentifikasi manuskrip ini.

“Awalnya saya kira terbuat dari daun lontar. Tapi informasi dari pegiat budaya, bahannya dari kayu,” papar Monis.

Manuskrip ini diperkirakan ditulis dengan huruf Bali kuno, tetapi menggunakan bahasa Jawa.

Sedangkan tema tulisannya berupa kidung-kidung.

Karena belum ada upaya identifikasi menyeluruh, belum diketahui pasti ininya.

Sedangkan manuskrip kertas dipastikan ditulis di atas tahun 1711.

Hal ini berdasar identifikasi kertas yang dipakai media menulis manuskrip itu.

Kertas berwarna coklat muda ini terlihat tanda air (watermark) yang bisa dijadikan petunjuk awal.

“Dari pelacakan, kertas dengan watermark itu dibuat pabrikan Belanda. Dari pelacakan diketahui pabrik ini baru dibuat tahun 1711,” ungkap Monish. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved