Meet and Greet Seniman International Mask Festival 2023 di Unmer Malang

SURYAMALANG.COM-MALANG-Menjelang acara International Mask Festival 2023 di Taman Krida Budaya, Senin malam (20/11/2023), digelar kegiatan meet and greet dengan para seniman yang terlibat di acara itu. Kegiatan dilaksanakan di Entrepreneur Hub Fakultas Teknis Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Hadir juga sejumlah mahasiswa dan duta kampus Unmer Malang. 

Seniman dari Equador yaitu Kristina dan Edgar ternyata sudah pandai berbahasa Indonesia. "Saya pernah tinggal empat tahun di Jogjakarta. Bahkan saya juga pernah belajar menari. Untuk acara ini, saya kembali ke Indonesia," jelas Kristina yang membolehkan dirinya disapa Mbak Kristina. Begitu juga perwakilan Philipina, Rachel. Ia ternyata mahasiswa darmasiswa di ISI Jogjakarta. Ia juga bisa berbahasa Indonesia. 

"Bahkan saya sering dikira Chindo," jawabnya. Para seniman ini akan menyajikan tarian-tarian di acara itu. Prof Kim dari Busan Korsel membawa tiga penarinya yang dikenalkan di acara itu. Mereka mengenalkan diri dalam Bahasa Korea. Sedang dari Andong Korsel juga membawa tiga penarinya. Salah satu mahasiswa Unmer menanyakan tentang bagaimana mereka membawakan pertunjukkan itu agar inklusif buat semua.

"Kami membagikan kebudayaan kami. Festival ini menarik. Ada pertemuan, sharing dan menunjukkan apa yang kita lakukan," jawab Kristina. Sedang Rachel mengatakan meski yang ditampilkan keberagaman, tapi bisa dilihat ada kesamaan budaya. Perwakilan dari Busan menjelaskan jika pihaknya menampilkan tari kontemporer dan street dance. 

Sedang dari Andong menampilkan KPop performance. Dimana ada panggung K-pop dengan  menari dengan topeng Korea, menari dengan emosi Korea menggunakan topeng dan kipas. Serta lagu kreatif yang mendoakan kehidupan bahagia bagi semua orang di seluruh dunia.

Dwi Cahyono, penyelenggara acara ini mengatakan jika kegiatan ini event kelima yang diadakan. "Setiap tahun saya mengadakan tapi di Museum Panji selama empat kali. "Baru tahun ini dibawa ke kota. Menariknya adalah ini ada pemilihan kota mana yang bisa mewakili. Saya ajukan Kota Malang sebagai kota topeng internasional mewakili Indonesia," jawabnya.

Untuk itu tidak mudah. Karena salah satunya adanya keperdulian pemerintah pada budaya. "Makanya saya bikin kegiatan beberapa waktu lalu dimana ada melukis topeng oleh pejabat. Sehingga bisa diketahui bagaimana sulitnya mewarnai topeng," kata dia. Di acara itu selain ada tarian juga pameran. Ia berhadap masyarakat lebih aware pada hal ini. 

"Contohnya saja drama Korea yang bisa mendunia. Topeng juga bisa karena bisa memutarkan perekonomian," jawab Dwi. Sedang Wakil Rektor IV Unmer Malang Pindo Tutuko ST MT PhD PgDip mengatakan dengan acara ini diharapkan bisa lebih mengenalkan Indonesia. "Unmer ketempatan acara meet and greetnya," jawab dia. Dikatakan, di acara itu juga ada penampilan seniman beberapa daerah di Indonesia, termasuk Malang. 

"Harapan kita, ini sebagai batu loncatan untuk mengklaim Kota Malang untuk klaster tari topeng, pembuatan topeng, selain kulinernya," tambah Pindo.

Juga ada tampilan Tari kembu yang berasal dari bahasa jepang yang berarti tari pedang. Tari ini menyimbolkan keberanian dan kebanggaan samurai ketika berperang. Tari ini biasanya digunakan sebagai hiburan orang-orang Jepang ketika ada festival. Penari kembu memakai baju jepang bernama hakama dan membawa katana.