Breaking News

Berita Surabaya Hari Ini

Aneka Firasat Anak dan Cucu Eko Londo sebelum Meninggal Dunia usai Koma Sebulan

Firasat penanda kepergian sang mertua juga sempat dirasakan oleh sang adik iparnya, Erika Ayu Dian (33) atau anak kelima dari Eko Londo. 

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yuli A
luhur pambudi
ANAK CUCU - Eko Londo menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 06.00 WIB, Jumat (24/11/2023). Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka Jalan Kembang Kuning Kulon 2 No 21 A, Pakis, Sawahan, Surabaya, sekitar pukul 11.25 WIB. Jenazah Eko Londo disalatkan di Masjid Rahmat, sekitar pukul 15.00 WIB, atau setelah ibadah Salat Asar berjamaah. Kemudian, jenazah dikebumikan di TPU Kembang Kuning, Surabaya, sekitar pukul 16.00 WIB.  


Seorang sahabat bernama Heri Suryono alias Cak Suro menjelaskan, Eko Londo mengalami tak sadarkan diri pasca kecelakaan.


"Sampai sekarang koma di ICU (RSUD dr Soetomo)," kata Cak Suro, dikutip dari Kompas.com.


Akibat kecelakaan tersebut, kata Cak Suro, satu tulang yang ada di leher bagian belakang Eko Londo mengalami kerusakan.


"Pas dibawa ke rumah sakit itu sudah enggak sadar. Saya tanya, katanya, tulang yang paling tinggi di leher dan nempel ke kepala itu ada dua tulang, ada satu rusak parah," jelasnya.


Cak Suro mengungkapkan, setelah mendapatkan perawatan, kondisi kesehatan Eko Londo sendiri sudah semakin stabil. Namun, temannya tersebut hingga kini belum sadarkan diri.


"Sekarang sudah dikasih selang (alat bantu pernafasan). Terus sekarang nafasnya juga sudah normal, tapi belum sadar, masih koma," ujar dia.


Cak Suro pun berharap masyarakat agar ikut membantu mendoakan kesembuhan sahabatnya tersebut. Sebab, Eko Londo merupakan pelawak yang memiliki ciri khas Surabaya yang kuat.


"Saya minta doa supaya Cak Eko Londo diberi kesadaran lagi, diberi kesembuhan. Ketika Cak Eko Londo ada masalah dengan kesehatan seperti ini, saya merasa kebingungan sekali," ucapnya.

Biodata Eko Londo


Eko Londo lahir di Surabaya pada Agustus 1957 silam. Pria berusia 66 tahun ini dikenal sebagai pelawan yang tergabung dalam grup Srimulat.


Pria berdarah Belanda ini sejak kecil tergila-gila pada Srimulat. Bahkan, ketika ada pentas Srimulat, ia akan merengek minta diantar melihat.


Ternyata rasa cinta itu berlanjut hingga ia dewasa.


Tahun 1980-an, Eko pun memberanikan diri melamar menjadi anggota Srimulat


Saat itu Srimulat sudah mulai disebut-sebut sebagai grup lawak paling tenar, tetapi masih terbatas pentas di Surabaya dan Jawa Timur saja dan belum melebarkan sayapnya ke Solo, Semarang, maupun Jakarta.


Pada saat itu Teguh (pendiri Srimulat) menolaknya dengan halus karena pada saat itu pelawak Srimulat terkenal dengan wajahnya yang kurang ganteng semua.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved