Berita Surabaya Hari Ini

Aneka Firasat Anak dan Cucu Eko Londo sebelum Meninggal Dunia usai Koma Sebulan

Firasat penanda kepergian sang mertua juga sempat dirasakan oleh sang adik iparnya, Erika Ayu Dian (33) atau anak kelima dari Eko Londo. 

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yuli A
luhur pambudi
ANAK CUCU - Eko Londo menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 06.00 WIB, Jumat (24/11/2023). Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka Jalan Kembang Kuning Kulon 2 No 21 A, Pakis, Sawahan, Surabaya, sekitar pukul 11.25 WIB. Jenazah Eko Londo disalatkan di Masjid Rahmat, sekitar pukul 15.00 WIB, atau setelah ibadah Salat Asar berjamaah. Kemudian, jenazah dikebumikan di TPU Kembang Kuning, Surabaya, sekitar pukul 16.00 WIB.  


Hal ini disebabkan meskipun asli Surabaya, Eko memang mempunyai darah Belanda. Ibunya, Andreana Helena Kohen, adalah nonik Belanda, putri seorang tentara kolonial yang bertugas di Surabaya.


Eko sudah pernah ikut main ludruk bersama Jalal (pelawak) dan juga dengan Cak Tohir yang membentuk Ludruk Gelora 10 November.


Tapi karena sangat inginnya ia bergabung dengan Srimulat, ia tak kekurangan akal. Ia terus main ludruk dari satu pentas ke pentas lain.


Selain itu kelucuannya ia juga muncul di panggung, mulai acara Agustusan di kampung-kampung hingga ke restoran mewah maupun hotel atas inisiatif pengusaha maupun pejabat.


Di situlah nama Eko mulai dikenal. Dia pun sedikit memberi embel-embel namanya dengan sebutan Eko Handai Taulan Hawai Five O John Aloha.


Julukan itu muncul begitu saja. Khusus yang Aloha, karena ia sering diminta pentas di Restoran Aloha.


Namun lagi-lagi pria yang kini suka pakai udheng itu belum puas, meski sudah mulai dikenal. Ia tetap ingin gabung dengan Srimulat.


Dia pun terus belajar dan mendekati para anggota Srimulat, sampai pada akhirnya pada 1984 ia diterima.


Begitu bergabung, ayah enam anak dan kakek empat cucu tersebut mendapat permintaan pentas yang terus mengalir bak air bah.


Nyaris tak ada hari tanpa ada orang atau instansi yang memakai jasanya. Karena mulai kebanjiran order, Srimulat pun menggagas ekspansi gedung ke Solo, Semarang, dan Jakarta.


Sebelum 1989 Eko lebih banyak melawak lewat TVRI.


Karena nama julukannya terlalu panjang, maka orang TVRI pun memberinya julukan baru: Eko Tralala.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved