Program Desa Berdaya Energi Ramah Lingkungan, Keberlanjutan dan Masa Depan Peternak Gunungkidul
PT PLN menegaskan komitmen untuk pemanfaatan biomassa dalam pembangkitan listrik demi pengurangan emisi gas rumah kaca
Penulis: rahadian bagus priambodo | Editor: rahadian bagus priambodo
Dia berharap, ke depan Kraton Yogyakarta bisa terus memberi kontribusi yang konkret untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Sekali lagi terima kasih atas segalanya dari semua pihak. Mari kita kawal terus program ini sampai benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat dan untuk Indonesia," pungkas cucu Sri Sultan HB X itu.
Semangat Hankamrata Pengembangan Energi Biomassa
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan Biomassa yang dimanfaatkan PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) sebagai sumber co-firing berasal dari atau selalu melibatkan masyarakat. Biomassa umumnya berasal dari limbah yang sebelumnya sama sekali tidak dimanfaatkan.
Ia mencontohkan, misalnya sawdust atau serbuk gergaji, banyak di antaranya yang berasal dari sawmill-sawmill tingkat UMKM. Sawdust dari panglong tersebut lalu disetorkan ke pemasok mitra EPI.
“Dalam rantai pasoknya, biomassa mampu menyerap banyak tenaga kerja. Di Sintang misalnya. Mitra kami mempekerjakan sekitar 150 orang dengan produksi 70 ton hingga 90 ton per hari,” pungkasnya.
Ia menuturkan, ketika berbicara soal biomassa, tidak akan bisa dipisahkan dari peran serta masyarakat. Karena selalu melibatkan peran serta masyarakat, biomassa adalah energi kerakyatan. Biomassa berasal dari rakyat, dikerjakan oleh rakyat, dan hasilnya dinikmati rakyat.
“Menyitir apa yang dikatakan Dirut PT PLN, Bapak Darmawan Prasodjo konsep pemanfaatan biomassa adalah bagaimana membangun ketahanan energi berbasis pada kekuatan rakyat semesta,” jelasnya.
Aris menjelaskan, program rantai pasok biomassa yang digagas PT PLN Energy Primer Indonesia bermula dari persoalan kekurangan pakan ternak di Kalurahan Gombang dan Karangasem, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul.
Sedangkan target utama penanaman tanaman multifungsi ini adalah memenuhi kebutuhan pakan ternak warga. Ada empat jenis tanaman yang ditanam. Masing-masing yakni Indigofera, Kaliandra Merah, Jati Putih, dan Gamal.
Daun dari tanaman tersebut menjadi sumber pakan ternak yang dibutuhkan warga. Sedangkan residu berupa ranting dan batangnya, baik digunakan sebagai sumber biomassa.
“Selain ranting tanaman multifungsi, di wilayah tersebut juga banyak ranting-ranting pohon yang berpotensi digunakan sebagai sumber biomassa,”kata Aris.
Program ini, lanjut Aris, mengunsung konsep socio cultural base di mana warga yang merupakan petani peternak tetap bisa menjalankan aktivitas harian mereka. Program ini menjadi semacam suplemen bagi warga sehingga mempunyai rasa memiliki dan keberlanjutan supaya program ini tetap terjaga.
Sejak program ini dimulai pada Februari 2023, telah dilaksanakan pruning (pemangkasan) perdana bersama Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 5 September 2023 lalu. Sebagian warga sudah memanfaatkan daun tanamanan multifungsi tersebut sebagai pakan.
Namun demikian, sebagian warga lainnya belum memanfaatkan daun tanaman sebagai pakan. Mereka mengaku baru akan memanfaatkan daun tanaman multifungsi sebagai pakan ternak setelah tanaman berusia minimal setahun.
Plat Nomor Kembar pada Mobil Diduga Milik PLN Muncul di Jombang, Polisi Selidiki |
![]() |
---|
Syarat Diskon Tambah Daya Listrik PLN Potongan 50 Persen Bulan Agustus 2025 Maksimal 7.700 VA |
![]() |
---|
Lokasi Sebenarnya Bangkai Kapal Tunu Pratama Jaya Berjarak 3,6 KM dari Kabel Bawah Laut PLN, Aman |
![]() |
---|
Risiko Besar Penyelaman Bangkai Kapal Tunu Pratama Jaya Dekat Kabel Bawah Laut, PLN Tak Rekomendasi |
![]() |
---|
Pekerja Tersengat Listrik saat Memperbaiki Kabel Area Jaringan Lawang-Singosari Kabupaten Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.