Program Desa Berdaya Energi Ramah Lingkungan, Keberlanjutan dan Masa Depan Peternak Gunungkidul

PT PLN menegaskan komitmen untuk pemanfaatan biomassa dalam pembangkitan listrik demi pengurangan emisi gas rumah kaca

Penulis: rahadian bagus priambodo | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/rahadian bagus
Mahendra (28), warga Padukuhan Klepu, Karangasem, Ponjong, Gunungkidul sedang memberi makan ternaknya dengan daun dari pohon Indigofera. 

Lurah Gombang, Supriyanto menyebut warganya menyambut antusias program penghijauan ini karena yang ditawarkan oleh penyelenggara berorientasi pada keberlanjutan.

"Selain bantuan bibit pohon, kami warga juga diberikan pelatihan pembuatan pupuk kandang dan pembuatan silase (pakan fermentasi). Pelatihan pembuatan silase itulah yang membuat warga sangat antusias," jelas Supriyanto.

Supri menambahkan, pelatihan pembuatan pakan fermentasi itu membuka peluang bagi warganya untuk memiliki bank pakan sendiri. Jumlah warga Gombang sendri ada  1000 KK dan 99 persennya memiliki ternak seperti sapi atau kambing.

"Jadi ketika pakan hijau melimpah di musim hujan, bisa kita olah menjadi silase utuk digunakan di musim kemarau.

Hal sama juga diamini oleh Parimin, Lurah Karangasem yang hampir dari 700 kk warganya memelihara ternak.

"Ini solusi untuk meningkatkan kesejateraan warga kami," kata Parimin.

Selain menjadi pondasi ketersediaan pakan, warga juga bakal mendapat tambahan penghasilan dengan menjual ranting-ranting pohon tersebut ke PLN untuk dijadikan bahan bakar biomassa PLTU-PLTU milik PLN.

"Alhamdulillah sekali. Program ini benar-benar memberikan harapan masa depan yang lebih baik untuk warga kami," tambahnya.

Menurut Parimin, sebelum ada program penghijauan tersebut lahan SG dan TKD belum dimanfaatkan secara optimal. Sebelumnya, banyak lahan yang menganggur dan ditumbuhi tanaman liar yang tidak punya nilai ekonomi.

Parimin menambahkan, saat ini sudah 15 hektare lahan SG dan TKD yang dimanfaatkan untuk menanam bibit bantuan dari PLN EPI tersebut. Kedepan pihaknya berharap masih ada tambahan bantuan bibit untuk ditanam di lahan yang belum dimanfaatkan.

"Semoga ke depan ada bantuan bibit lagi. Masih ada 40 hektar lahan yang belum ditanami," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Bebadan Pangreksa Loka (Dinas Lingkungan Hidup) Kraton Yogyakarta RM Gustilantika Marrel Suryokusumo menyatakan pihaknya bersyukur melihat program penghijauan di lahan kritis, tandus dan marjinal di Gunungkidul bisa berjalan.

Program tersebut bertujuan memberi sumber hijauan (pakan ternak) bagi petani dan peternak pada saat musim kering, sekaligus menjadi sumber biomassa untuk co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Marrel menyatakan bahwa program tersebut berjalan seperti yang direncanakan. Dalam program tersebut, pihak Kraton Yogyakarta berperan dalam penyediaan lahan dengan menyiapkan Tanah Kasultanan/ Sultan Ground (SG) sebagai area tanam.

"Ini sekali lagi bentuk komitmen Kraton Ngayogyakarta untuk Indonesia. Mendukung program Pak Presiden mengenai nett zero emmisions, dan energi terbarukan,” ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved