Berita Blitar Hari Ini
129 Tahun Masjid Agung Kota Blitar dan Jejak Konsep Tata Kota Sunan Kalijaga
Itu konsep Sunan Kalijaga dalam dakwah Islam. Mungkin di Jawa Timur, saat ini, pusat kota yang masih utuh konsep Sunan Kalijaga ada di Kota Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yuli A
"Dulu ada bangunan menara, posisinya di sebelah selatan pintu masuk masjid. Lagi-lagu karena diterjang lahar letusan Gunung Kelud, bangunan menara miring lalu dirobohkan sekalian dan dipindah di depan sebelah utara pintu," ujarnya.
"Untuk bangunan cor-coran itu dilakukan pada 1975. Sedang bangunan pendukung dan kantor di sisi selatan masjid dibangun pada 1998 dan 2000," lanjutnya.
Sekarang total luas kawasan Masjid Agung Kota Blitar sekitar 2.000 meter persegi. Dari total itu, sekitar luas 1.500 meter persegi merupakan area masjid.

Konsep Tata Kota Peninggalan Sunan Kalijaga
Selain soal rawan terkena bencana lahar letusan Gunung Kelud, pemindahan Masjid Agung Kota Blitar dari Kelurahan Pakunden ke kawasan Alun-alun juga bagian menerapkan konsep tata ruang untuk dakwah Islam peninggalan Sunan Kalijaga.
Konsep tata ruang Sunan Kalijaga, yaitu, membuat landscape pusat kota berbentuk segi empat yang mewakili empat penjuru mata angin yang diwujudkan pada penataan bangunan.
Secara umum ada lima bangunan utama yang berada di pusat kota, yaitu, Alun-alun, Masjid Agung, kantor pusat pemerintahan atau pendapa, pasar dan pengadilan atau penjara.
Sampai sekarang, tata ruang pusat Kota Blitar masih menerapkan konsep itu. Alun-alun yang menjadi pusat Kota Blitar dikelilingi bangunan Masjid Agung di sebelah barat, Pendapa Bupati di sebelah utara, penjara di sebelah timur dan Kantor Wali Kota di sebelah selatan.
"Alun-alun Kota Blitar dikelilingi beberapa bangunan itu, ada kantor wali kota atau pendapa bupati tempat penguasa, lalu masjid tempat tobat, ada penjara menjadi tempat peringatan," katanya.
"Itu konsep Sunan Kalijaga dalam dakwah Islam. Mungkin di Jawa Timur, saat ini, pusat kota yang masih utuh konsep Sunan Kalijaga ada di Kota Blitar," imbuhnya.
16 Pilar Kayu Ciri Khas Masjid Agung Kota Blitar
Masjid Agung Kota Blitar memiliki beberapa ciri khas yang dipertahankan sampai sekarang. Dalam hal dakwah, Masjid Agung Kota Blitar memiliki pengajian rutin Ahad Wage yang dulu dirintis oleh tokoh NU Jatim sejak 1970-an.
"Sampai sekarang pengajian rutin Ahad Wage masih ada. Masih menjadi ciri khas di Masjid Agung Kota Blitar meski massanya beda dengan yang dulu," kata Purnomo.
Dalam hal bangunan, Masjid Agung Kota Blitar memiliki ciri khas 16 pilar kayu di dalam masjid. Sebanyak 16 pilar atau saka kayu itu merupakan simbol kuatnya suatu negara atau daerah.
Sebanyak 16 pilar kayu itu empat berada di tengah masjid. Lalu, 12 pilar kayu lainnya mengelilingi empat pilar yang berada di tengah masjid.
Jelang Nataru, Petugas Gabungan Cek Bus dan Tes Urine Awak Bus di Terminal Kesamben Blitar |
![]() |
---|
Nyalakan Kompor untuk Produksi Tahu, Dapur Rumah Warga di Kecamatan Kepanjenkidul Blitar Terbakar |
![]() |
---|
Bea Cukai Blitar Musnahkan Ratusan Ribu Rokok Ilegal dan Ratusan Liter Minuman Keras Ilegal |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Jalan Kenari Blitar, Korban Tewas Diseruduk Mobil Suzuki Swift |
![]() |
---|
Capaian Pendapatan Retribusi Pasar Disperindag Kabupaten Blitar Masih Rendah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.