Berita Blitar Hari Ini

129 Tahun Masjid Agung Kota Blitar dan Jejak Konsep Tata Kota Sunan Kalijaga

Itu konsep Sunan Kalijaga dalam dakwah Islam. Mungkin di Jawa Timur, saat ini, pusat kota yang masih utuh konsep Sunan Kalijaga ada di Kota Blitar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yuli A
samsul hadi
Pilar atau saka kayu di dalam Masjid Agung Kota Blitar, Sabtu (16/3/2024). 

Itu konsep Sunan Kalijaga dalam dakwah Islam. Mungkin di Jawa Timur, saat ini, pusat kota yang masih utuh konsep Sunan Kalijaga ada di Kota Blitar.

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Masjid Agung Kota Blitar termasuk salah satu masjid tertua yang menjadi sarana dakwah penyebaran Islam di wilayah Blitar.

Masjid di barat Alun-alun Kota Blitar itu sekarang usianya sudah 129 tahun dan bangunannya terlihat masih kokoh dengan mempertahankan gaya arsitektur klasik di bagian dalamnya.

Sejak berdiri pada 1895 sampai sekarang, bangunan Masjid Agung Kota Blitar memang sudah beberapa kali mengalami renovasi.

Namun, ada bagian konstruksi yang masih utuh bertahan hingga sekarang dan menjadi ciri khas Masjid Agung Kota Blitar, yaitu pilar atau saka kayu yang berada di dalam masjid.

"Kalau dari konstruksi, pilar atau saka kayu di dalam masjid ini menjadi ciri khas bangunan di Masjid Agung Kota Blitar. Pilar kayu itu bangunan asli sejak awal masjid berdiri," kata Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Kota Blitar, Purnomo, Sabtu (16/3/2024).

Purnomo kemudian menceritakan sejarah singkat Masjid Agung Kota Blitar. Masjid Agung Kota Blitar berdiri pada 1895.

Awalnya, bangunan Masjid Agung Kota Blitar berada di Kelurahan Pakunden atau berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi masjid sekarang.

"Karena dua kali terkena bencana lahar letusan Gunung Kelud, akhirnya pada 1895, bangunan masjid dipindah ke barat Alun-alun. Pemindahan itu atas persetujuan bupati pada waktu itu Bupati Srengat, dulu namanya masih Bupati Srengat," ujar Purnomo.

Srengat kini menjadi kecamatan di bawah Blitar. 

Fasad Masjid Agung Kota Blitar, Sabtu (16/3/2024).
Fasad Masjid Agung Kota Blitar, Sabtu (16/3/2024).

Ketika itu, kata Purnomo, bangunan masjid masih model gebyog, yaitu, bangunan bagian bawah berupa tembok dan bangunan bagian atas menggunakan kayu.

Kondisi bangunan masjid juga belum seluas sekarang. Bangunan awal Masjid Agung Kota Blitar, yaitu, bangunan yang sekarang menjadi bagian dalam masjid.

Bangunan serambi di sisi kanan, kiri dan depan belum ada. "Bangunan asli Masjid Agung Kota Blitar yang sekarang bagian dalam itu," katanya.

Sekitar 1925, Masjid Agung Kota Blitar menjalani renovasi kali pertama. Bangunan awal masjid model gebyog diganti tembok semua.

Kemudian pada 1946, kembali dilakukan renovasi dengan memperluas bangunan serambi sisi kanan dan dilanjutkan bangunan serambi sisi kiri. Sedang pembangunan serambi bagian depan baru dilakukan pada 1965.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved