Berita Malang Hari Ini

Pesanan Peci Rajut Warga Binaan Lapas Perempuan Malang Meningkat, Jadi Berkah Ramadhan

WBP yang mengikuti bimker kerajinan peci rajut ini berjumlah sebanyak 108 orang. Dengan jam pembinaan, mulai jam 09.00 WIB sampai dengan jam 11.30 WIB

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) membuat peci rajut di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang, Jawa Timur, Selasa (19/3/2024). Kegiatan tersebut untuk mengisi waktu saat ramadhan serta menambah keterampilan warga binaan. Songkok atau kopiah tersebut juga dipesan langsung oleh beberapa instansi dari luar Lapas. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Berkah bulan suci Ramadhan, pesanan kerajinan peci rajut buatan tangan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kelas II A Malang alami peningkatan.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih mengatakan, pembuatan kerajinan peci rajut tersebut bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT Annisa Citra Karya.

"Pembuatan peci rajut ini, tercetus dan telah direncanakan sebelum memasuki bulan Ramadan. Diharapkan, di momen Ramadan dan Idul Fitri nanti, hasil karya WBP ini bisa dipasarkan dan langsung dibeli oleh masyarakat," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (19/3/2024).

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Indah Wahyuni mengungkapkan adanya peningkatan pesanan kerajinan peci rajut.

"Jadi, pesanan kerajinan peci rajut dikirimkan ke pihak ketiga. Dan sebelum Ramadan, dalam 2 hari selalu mengirim 200 buah peci. Namun di bulan Ramadan ini, dalam kurun waktu yang sama telah mengirim sebanyak 500 buah peci," jelasnya.

Sebagai informasi, kegiatan pembuatan kerajinan peci rajut itu dilakukan di ruang Bimbingan Kerja (Bimker) Lapas Perempuan Malang.

"Untuk WBP yang mengikuti bimker kerajinan peci rajut ini berjumlah sebanyak 108 orang. Dengan jam pembinaan, mulai jam 09.00 WIB sampai dengan jam 11.30 WIB," tambahnya.

Indah menuturkan, ada beberapa kelebihan dari produk peci rajut tersebut. Salah satunya, hasil produk lebih rapi dan lebih nyaman dipakai.

"Peci rajut ini buatan tangan, sehingga hasilnya lebih rapi. Dibandingkan dengan produk sejenis buatan pabrik," terangnya.

Di samping memperoleh ilmu merajut, para WBP juga mendapat premi atau bayaran dari setiap produk peci rajut yang dihasilkan dan terjual.

Premi tersebut akan masuk ke rekening tabungan WBP dan bisa dikirimkan ke keluarga yang ada di rumah.

"Jadi, WBP mendapat premi 10 persen dari pendapatan kotor. Contohnya, peci ini harganya Rp 60 ribu, berarti mereka dapat premi Rp 6 ribu," ungkapnya.

Sementara itu, WBP Lapas Perempuan Malang yang mengikuti bimker kerajinan peci rajut, Ana mengaku tidak ada kesulitan saat merajut.

"Karena sebelumnya, sudah diajari belajar cara merajut peci. Siapa tahu, bekal ilmu rajut yang didapat ini bisa digunakan sebagai usaha, kelak saat bebas nanti,"

"Di samping itu, juga untuk mengisi waktu. Karena di bulan Ramadan ini, sedih tidak bisa kumpul dengan keluarga. Dan dengan adanya kegiatan ini, bisa mengurangi sedikit kesedihan yang ada," pungkasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved