Kecelakaan Maut di Coban Trisula Malang
Kisah Korban Meninggal Kecelakaan Maut Fortuner di Jurang Bromo Malang, Ibu dan kakak Pengantin Baru
Korban kecelakaan maut itu merupakan rombongan pengantar pengantin yang baru saja mendatangi acara gunduh mantu di Lumajang dan akan pulang ke Malang
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Kisah sedih menyelimuti salah satu keluarga korban kecelakaan maut mobil Toyota Fortuner yang masuk jurang kawasan di Coban Trisula Gunung Bromo Semeru, yang merupakan keluarga dari pasangan pengantin baru.
Untuk diketahui korban kecelakaan maut itu merupakan rombongan pengantar pengantin yang baru saja mendatangi acara ngunduh mantu di Lumajang dan akan pulang ke Malang.
Baca juga: Foto-foto Kecelakaan Rombongan Mobil Fortuner Masuk Jurang di TNBTS Malang Jatim, Diduga Rem Blong
Dua dari empat korban meninggal dunia dalam kecelakan mobil Fortuner itu, Sulimah (57) dan M Mushili Irvani (33) adalah ibu dan kakak dari pengantin perempuan, Eli warga Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Sulimah (57) dan anaknya pertamanya, M Mushili Irvani (33) meninggal dunia bersama korban Imriti Yasin Ali Rahbani (51), pengemudi Fortuner yang merupakan tetangga desa dan kerabat dan Tutik Kuntiarini (51).
Pelayat silih berganti mendatangi rumah duka Sulimah (57) dan anaknya pertamanya, M Mushili Irvani (33) di Desa Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (14/5/2024) pagi.

Sulimah dan Irvani merupakan korban kecelakaan tunggal di jurang kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tepatnya di Coban Trisula Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Senin (13/5/2024) petang.
Sekira pukul 10.00 WIB, nampak pelayat masih berdatangan.
Bahkan terlihat warga bergotongroyong mendirikan tenda.
Memang saat itu, jenazah Sulimah dan Irvani baru saja dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Gondanglegi Wetan.
Suasana ramai tak hanya nampak dari depan rumahnya saja, melainkan, di dalam rumah juga dipadati oleh tetangga dan kerabat yang melayat.
Di sebuah kamar nampak seorang perempuan tengah tergeletak lemas.
Menurut penuturan tetangga, perempuan itu merupakan anak kedua Sulimah, yakni Eli.
Eli nampak didampingi oleh sang suami. Mereka baru satu minggu menikah.
Suhadak, suami Sulimah, hanya bisa menerima kenyataan ketika istri dan anak pertamanya meninggal dunia.
Ia menjelaskan, Sulimah beserta delapan rombongan lainnya ke Lumajang untuk melakukan ngunduh mantu putrinya, Eli.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.