Liputan Khusus Malang

Kampung Kramat Tak Terawat, Akan Dihapus dari Daftar Tujuan Wisata Kota Malang

Pemkot Malang akan menghapus Kampung Kramat Kasin dari daftar tujuan wisata yang direkomendasikan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Kampung Kramat Kasin yang terletak di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkot Malang akan menghapus Kampung Kramat Kasin dari daftar tujuan wisata yang direkomendasikan. Kampung tematik yang berada di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini sudah dalam kondisi hidup segan, mati tak mau.

Kampung Kramat Kasin ini cukup unik. Wisata ini menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan untuk keliling di kampung yang berada di dalam komplek pemakaman terluas di Kota Malang.

Saat dibentuk pada 2018, Kampung Kramat Kasin sempat digadang-gadang menjadi tujuan wisata favorit. Tapi sekarang kondisinya sepi, dan seakan tidak ada aktivitas wisata.

Bagian depan kampung yang ada tulisan 'Kampung Kramat' tak terawat. Rumput tumbuh tinggi, dan sampah menghiasi sekitar kampung.

Lukisan-lukisan yang menghiasi tembok masih terlihat, meski beberapa di antaranya telah berubah. Awalnya lukisan-lukisan itu menjadi warna yang mempercantik kampung. Alih-alih menyeramkan, berwisata ke Kampung Kramat justru menyenangkan.

Seorang warga, Ferry Setiawan mengatakan konsep wisata yang dikembangkan di kampung tersebut telah memberi dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Dulu kampung tersebut termasuk kawasan kumuh. Setelah renovasi dan ditetapkan sebagai tempat wisata, kampung tersebut menjadi bersih dan unik.

Penduduk yang tadinya terisolir mulai mendapat kunjungan tamu ataupun wisatawan. Warga pun harus bisa menyesuaikan diri dengan kunjungan wisatawan.

Warga merasakan dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan tersebut. Warga mendapat penghasilan dari usaha membuka warung, dan mendapat pendapatan dari retribusi parkir. Situasi yang sangat menguntungkan bagi masyarakat kala itu.

"Kampung menjadi bagus. Kampung yang dulu terkenal kampung kumuh, kemudian dibangun menjadi tematik. Saya bersyukur karena karena jalan diperbaiki, dipasang lampu, dan rumah dicat," kata Ferry kepada SURYAMALANG.COM.

Sebelum ada lampu penerangan, warga RT 7 ini harus melintasi kuburan yang gelap jika pulang malam hari. Begitu lampu dipasang dan jalan diperbaiki, Ferry bisa melintas dengan nyaman. "Dulu jalannya kan setapak dan gelap," imbuhnya.

Aktivitas wisata menurun sejak tiga tahun lalu. Wisatawan tidak banyak yang berkunjung. Keramaian yang pernah terjadi berubah menjadi kesepian secara berlahan. "Sekarang kondisinya tidak terawat sejak tiga tahun lalu. Tidak ada pemasukan karena memang tidak ada tiket, parkir, dan warung yang buka," ujar Ferry.

Ferry ingin kampung halamannya berkembang, pembangunan maju, dan geliat wisata hidup kembali seperti sedia kala. Menurutnya, perlu ada inovasi agar kampung kembali hidup. Butuh sumber daya manusia yang bisa meningkatkan potensi Kampung Kramat Kasin.

"Kalau hanya warga, kemampuannya terbatas. Selain dana, kami juga butuh dukungan SDM seperti dari kampus," ungkapnya.

Ferry menilai dukungan pendanaan yang memadai akan mempermudah proses pembangunan di Kampung Kramat Kasin. "Kalau ada pendanaan untuk mengembangkan kampung tematik lagi, kami sangat senang. Kami ingin ramai lagi agar bisa untuk menambah penghasilan," imbuhnya.

Anggota Kelompok Sadar Wisata Kampung Kramat Kasin, Reni Ernawati mengatakan desain awal Kampung Kramat Kasin karena menang juara dua dalam lomba perancangan kampung tematik tahun 2016. Ide kampung tematik itu tidak muncul dari warga, tapi dari Pemkot Malang.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved