LIPSUS Adu Slogan di Pilkada Malang Raya
Pasangan Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin Usung Jargon Mbois Berkelas di Pilwali Kota Malang 2024
Mbois Berkelas dibuat berdasarkan pengalaman Wahyu memimpin Kota Malang sebagai Pj Wali Kota selama 10 bulan 17 hari.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Ketiga mewujudkan fasilitas infrastruktur perkotaan yang berkarakter, indah, dan kolaboratif.
Keempat mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien dan sinergis dan terakhir mewujudkan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan dan lestari.
Wahyu cukup yakin visi dan misi yang ia usung bisa didukung banyak pihak.
Keyakinan dari dukungan 14 partai membuat Wahyu tidak ragu kalau program yang ia usung nanti akan gagal.
Bersama wakilnya, yang kemudia disebut pasangan Wali (Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin), dukungan 14 partai di legislatif akan memperkuat rencana program yang telah diusung jauh-jauh hari.
"Wali sudah dipercaya oleh 14 partai politik. Tentu ada amanah yang diberikan kepada saya. Kepercayaan dan kehormatan menjadikan Kota Malang lebih baik lagi. Tentu 14 Parpol tidak ujug-ujug mendukung saya. Terkait dukungan kepada saya, tentu banyak alasan," katanya.
Adanya 14 partai politik dan 24 anggota DPRD Kota Malang menjadi modal cukup meyakinkan. Wahyu meminta semua partai pendukungnya tetap solid dan percaya bahwa kemenangan bisa diraih bersama.
Kerja-kerja yang belum tuntas saat menjadi Pj Wali Kota Malang lalu bisa dilanjutkan kembali jika dirinya terpilih nanti.
"Saat ini, kalau Wali dukung dari 24 anggota DPRD, tentu programnya akan ditindaklanjuti. Kalau dukungannya kecil, programnya tidak bisa langgeng semua. Walau kepala daerah menyusun program, tanpa dukungan legislatif tidak bisa terealisasi. Dengan dukungan anggota DPRD, pasti program saya akan terealisasi. Inilah menjadi program yang baik, kita didukung 14 partai dan 24 anggota di DPRD. Itulah yang saya sampaikan ke masyarakat," katanya.
Di sisi lain, Wahyu juga mengatakan bahwa dirinya memiliki disiplin ilmu tentang tata kota.
Menurutnya, itu menjadi modal penting untuk penataan Kota Malang ke depan. Segala persoalan kota bisa dipetakan dan dicari solusinya.
"Kemacetan, banjir, parkir, permasalahan perkotaan adalah ilmu saya, tentu itu juga pertimbangan 14 partai politik memilih saya. Visi dan misi beranjak dari keinginan Kota Malang berkelas. Dasar saya adalah tata kota, saya lanjutkan diploma di Belanda. Itu menjadi usaha saya untuk melanjutkan program," tegasnya. (Benni Indo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.