LIPSUS Entas Pengangguran di Malang Raya

Kurang Skill dan Profesional, Gen Z Dominasi Jumlah Pengangguran di Kabupaten Malang

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Malang mencapai 97.000 orang per akhir tahun 2023.

Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Pekerja sedang membuat rokok di pabrik rokok Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Malang mencapai 97.000 orang per akhir tahun 2023. Generazi Z mendominasi jumlah pengangguran di Kabupaten Malang.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Gen Z yang masih menganggur di Kabupaten Malang merupakan lulusan SMA sederajat, dan juga lulusan perguruan tinggi. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, Tri Darmawan mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat generasi Z mendominasi angka pengangguran di Kabupaten Malang.

"Ada yang kurang inisiatif, kurang profesional, skill kurang, kemampuan berorganisasi kurang maksimal, sulit berkomunikasi dengan pimpinan, dan sulit menerima masukan. Untuk fresh graduated, karena minim pengalaman kerja," kata Tri kepada SURYAMALANG.COM, Senin (28/10).

Melansir kompas.com, Intelligent.com sempat membuat survei untuk mengungkap generasi kelahiran tahun 1997 sampai 2012 tidak bertahan lama di dalam perusahaan.

Sesuai survei yang digelar pada Agustus 2024, perusahaan memecat pekerja gen Z karena kurang motivasi atau inisiatif, kurang profesional, keterampilan organisasi yang buruk, keterampilan komunikasi yang buruk, kesulitan menerima feedback atau masukan, kurangnya pengalaman kerja yang relevan, keterampilan pemecahan masalah yang buruk, keterampilan teknis yang tidak memadai, ketidakcocokan budaya, dan kesulitan bekerja dalam tim.

Kekurangan itu yang membuat gen Z sulit mencari atau mendapat pekerjaan. Akhirnya, gen Z pun memilih untuk menganggur daripada harus bekerja di dalam perusahaan.

Selain itu, banyaknya pengangguran di Kabupaten Malang juga karena gen Z kurang informasi lowongan kerja. Untuk mengatasi hal ini, Disnaker gencar sosiaslisasi ke sekolah.

"Kami bergerak ke sekolah, dan menyampaikan bahwa ada pelatihan, ada lowongan kerja (loker), dan juga ada bantuan modal," beberanya.

Menurutnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memiliki aplikasi SIAPkerja yang berisi informasi lowongan pekerjaan di seluruh Indonesia, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tapi, aplikasi ini tidak tersampaikan secara maksimal ke pencari kerja.

"Aplikasi ini sudah ada sejak lama. Tapi banyak pencari kerja yang tidak tahu tentang aplikasi ini," tandasnya.

Tri menyebutkan Disnaker berupaya memperkenalkan aplikasi milik Kemnaker tersebut kepada siswa SMA sederajat. Menurutnya, para pencari kerja bisa memilih lowongan yang sesuai dengan jenjang pendidikan maupun jenis pendidikannya.

"Sebenarnya SMK telah memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK). Namun dalam pelaksanaannya, BKK milik setiap sekolah ini kurang maksimal," terangnya.

Seharusnya setelah mengikuti BKK, siswa yang belum mendapat pekerjaan atau tidak ikut pelatihan bisa memanfaatkan aplikasi SIAPkerja. "Sambil evaluasi, kami manfaatkan aplikasi dari kemnaker. Kalau kami membuat terobosan sendiri, justru itu akan mengeluarkan anggaran yang besar," imbuhnya.

Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka di Kota Batu per akhir tahun 2023 mencapai 1.685 orang. Plt Kepala Disnaker Kota Batu, Agoes Machmoedi mengaku memiliki jumlah pengangguran by name by adress. "Kami akan update terus untuk melihat data terbaru tahun 2024," kata Agoes.

Disnaker telah memiliki program untuk menekan jumlah pengangguran di Kota Batu, baik melalui pelatihan maupun bursa kerja (jobfair).

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved