Berita Malang Hari Ini
Antiklimaks Peringatan Hari Disabilitas di Kota Malang, Tamu Berkursi Roda Susah Payah ke Lantai 7
Sunari terpaksa harus lewat eksalator sempit, mendorong kursi roda anaknya dan menempatkannya di anak tangga lalu menahan saat ekskalator berjalan
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Tak hanya Sunari, puluhan orang lain yang mendampingi pengguna kursi roda juga melakukan hal yang sama.
Perayaan Hari Disabilitas Internasional itu serasa antiklimaks terhadap harapan para disabilitas agar akses di tempat pelayanan publik bisa menghadirkan kemandirian bagi mereka.
Sunari menilai, aksesibilitas di MCC masih belum lengkap, sekalipun untuk ruangan kamar kecil terdapat satu ruang khusus disabilitas.
Pengalaman yang ia alami itu membuatnya berharap agar pemerintah bisa membuat akses terhadap disabilitas, anak-anak, dan orang lanjut usia.
"Biasanya kalau akses untuk disabilitas, akses juga untuk anak-anak dan lansia," ujar Sunari.
Momentum peringatan Hari Disabilitas Internasional juga diharapkan tidak sekadar seremonial saja.
Harus ada progres yang dilakukan pemerintah agar masyarakat Kota Malang yang disabilitas bisa lebih jauh berdaya.
"Selama ini kami sering sekali mendapatkan program dari pemerintah. Banyak program itu tentang pelatihan. Kami juga ingin ada hal lain yang bisa dipelajari agar menopang kemandirian ekonomi," katanya, Kamis (5/12/2024).
Pengalaman serupa juga dialami Siti Alfia, Ketua Forum Keluarga Disabilitas Blimbing.
Ia bersama rombongan yang lain harus mengeluarkan tenaga menahan berat kursi roda saat naik eskalator.
"Jadi harus kuat menahannya. Soalnya tadi liftnya tidak bisa digunakan. Kalau seperti itu sulit sekali," ujarnya.
Saat acara selesai, lift bisa digunakan kembali. Para tamu undangan yang menggunakan kursi roda bisa menggunakan lift untuk turun.
Menurut Siti, aksesibilitas menjadi isu yang sering dibicarakan oleh komunitas disabilitas.
Aksesibilitas sangat penting karena dapat membantu disabilitas beraktivitas dengan mandiri.
Ia juga berharap tantangan aksesibilitas di Kota Malang bisa dicarikan solusi. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan disabilitas menjadi mandiri dan lebih produktif.
| Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
|
|---|
| UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
|
|---|
| Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
|
|---|
| Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
|
|---|
| Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/difabel-kota-Malang-MCC.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.