Polemik TPA Supit Urang Malang
Protes Warga Terkait TPA Supit Urang Ungkit Janji DLH dan Wali Kota Malang Terpilih Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat saat menjabat Pj Wikota Malang perintahkan Noer Rahman W, Kadis DLH, agar memenuhi tuntutan warga yang minta dibikinkan sumur artesis
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Gelombang protes atas pencemaran limbah Tempat Pembungan Akhir (TPA) Supit Urang, milik Pemkot Malang, yang ada di Kecamatan Sukun itu kian meluas.
Bukan cuma warga lima dusun, di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, yang kesal atas kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkota Malang, yang dianggap lelet itu.
Namun, karena lambannya atas penanganan dampak pencemaran itu, kini juga membikin geram warga Desa Pandanlandung, yang juga Kecamatan Wagir.
Apalagj, saat musim penghujan seperti ini, warga dibikin tak nyaman duduk di rumah.
Bukan cuma merasakan bau badek yang mirip seperti bau blotong itu namun juga serbuan lalat yang ikut mencicipi masakan di dapur.
"Kalau nggak percaya, DLH suruh ke sini pagi-pagi seperti ini, biar merasakan bagaimana lalat itu merubungnya. Saya heran, masak, ngurusi persoalan klasik seperti ini saja, nggak pernah tuntas. Katanya, sudah menggunakan teknologi dari Jerman (yang menelan anggaran Rp 300 miliar), mana dampak baiknya buat kami," tegas Abah Sukir, tokoh masyarakat Desa Pandanlandung, Kamis (26/12/2024).
Abah Sukir , yang rumahnya berjarak sekitar 5 km dari TPA berdaya tampung 500 ton per hari itu mengaku saat ini dirinya sedang menunggu reaksi dari warga Desa Jedong, yang paling terdampak.
Jika tak ada solusi secepatnya akibat dampak dari TPA, Abah Sukir mengaku siap bergabung untuk ramai-ramai naik truk ke kantor Pemkot Malang.
"Tadi pagi, kami sudah dihubungi oleh tokoh masyarakat Desa Jedong, untuk siap-siap, jika dalam minggu ini tak ada bukti nyata dari DLH Kota Malang. Warga siap gerak karena sudah bosan diberi janji-janji palsu terus," ungkapnya.
Begitu juga, Tekat Pribadi, Kades Jedong mengaku diombang-ambingkan.
Kepala Desa itu mengungkap jika DLH kota Malang bukan cuma mengecewakan warga yang terkena pencemaran, namun juga berani melawan perintah Wahyu Hidayat, Walikota Malang terpilih saat ini.
Disebutkan Tekat, saat Wahyu Hidayat awal menjabat Pj Wikota Malang atau lebih dari setahun lalu, memerintahkan Noer Rahman W, Kadis DLH, agar memenuhi tuntutan warga, yang minta dibikinkan sumur artesis.
Itu diucapkan Wahyu, di depan warga Desa Jedong, yang diundang ke kantor UPT Supit Urang.
Kala itu warga mau berdemo.
"Sampai sekarang belum terealisasikan sehingga makin memancing emosi warga karena janji itu sepertinya buat meredam saja. Akhirnya, warga kian kesal dan siap bergerak jika terus diberi janji," ungkap Sukar, tokoh pemuda Dusun Jurangwugu, Desa Jedong, yang mengaku ikut pertemuan dengan Wahyu, dulu itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.