Hutan Rusak Tulungagung

Perhutani Harus Dievaluasi, Pohon di Hutan Selatan Tulungagung Sengaja Dimatikan Untuk Pertanian

Kondisi hamparan hutan lindung yang berubah menjadi tanaman jagung di kawasan selatan Tulungagung menjadi sorotan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
 Karsi Nero Sutamrin, aktivis lingkungan ketua Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tulungagung.  

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung menggelar rapat koordinasi membahas kerusakan hutan di kawasan selatan Tulungagung, Selasa (21/1/2025). 

Kondisi hamparan hutan lindung yang berubah menjadi tanaman jagung menjadi sorotan.

Kondisi hutan yang nyaris tanpa pohon tegakan memicu bencana alam serta kerusakan infrastruktur.

"Pemerintah akan menggelontorkan anggaran infrastruktur berapa pun akan percuma, pasti akan rusak lagi. Hulunya harus dibenahi dulu," ujar Ketua Forum Komunitas Hijau Tulungagung, Karsi Nero Sutamrin. 

Aktivis lingkungan penerima penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan 2018 ini menilai, 99 persen hutan kawasan selatan Tulungagung telah rusak. 

Karena itu perlu upaya bersama untuk menghijaukan kawasan hutan yang telah diubah jadi ladang jagung. 

Langkah ini diawali dengan upaya penegakkan hukum yang dilakukan Kepolisian, Perhutani dan Pemkab Tulungagung

"Yang merusak hutan harus dihukum. Termasuk para penyanggem, penggarap lahan yang hutannya rusak harus diproses," sambung karsi. 

Sebenarnya para aktivis lingkungan dan Perhutani sering melakukan penanaman pohon di lahan hutan yang gundul. 

Namun pohon yang mulai hidup dan tumbuh sengaja dipotong atau dimatikan dengan cara disemprot bahan kimia. 

Akibatnya gerakan tanam pohon yang banyak didengungkan banyak pihak tidak membuahkan hasil. 

"Selama 4 tahun saja, penanaman pohon itu sudah kelihatan hasilnya. Tapi lahan itu sudah puluhan tahun, mana hasilnya?" keluhnya.

Lanjutnya, kawasan dua Perhutan Sosial di Tulungagung juga harus dievaluasi. 

Jangan ada izin Perhutanan Sosial baru sebelum evaluasi dilaksanakan. 

Jika memang berhasil harus dikembangkan, namun jika gagal harus ada evaluasi menyeluruh. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved