Aslimin Penggerak Bedah Rumah Malang

Sosok Aslimin, Penggerak Bedah Rumah dari Wajak Malang, Titik Balik Perjuangan Anak Muda Miskin

Aslimin mampu menjalankan bedah rumah bagi warga miskin meskipun kondisi pribadinya secara ekonomi biasa-biasa saja, bukanlah orang kaya raya

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/Dok. Pribadi Aslimin
PENGGERAK BEDAH RUMAH MALANG : Sosok Aslimin (foto kiri) dan Salah satu rumah yang dibedah pada Januari 2025 milik Satuwi, warga Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Aslimin kini jadi sosok inspiratif yang selalu disebut namanya oleh Bupati Malang HM Sanusi 

"Kalau banyak Kades ya kaya karena jadi interpreneur atau punya usaha lain yang sukses, maka bisa meniru Aslimin. Nggak menunggu bantuan pemerintah tapi sudah bisa mengatasi urusan warganya sendiri," ujar Sanusi.

Aslimin dipanggil Sanusi ke rumah dinasnya pada Sabtu (1/2/2025) pagi.

Jauh sebelumnya, Bupati Sanusi, juga sudah dibikin geleng-geleng kepala saat menyambangi rumah Aslimin.

Sebab, saat itu rumahnya belum berlantai keramik, namun di halaman depan rumahnya sudah berdiri masjid kecil yang bagus, buat salat jamaah warga sekitarnya.

"Saat ini, dia itu jadi penggerak banyak orang untuk diajak gabung menyisakan rezekinya buat melakukan bedah rumah. Dan, banyak warga yang tergerak, karena apa yang ia lakukan sudah terbukti," tutur Sanusi.

Sementara, Aslimin sendiri mengaku apa yang dilakukan itu karena dirinya sendiri adalah anak muda yang miskin.

Ia mengaku tumbuh sebagai anak yatim piatu, hingga sampai jadi pencari barang bekas di usia mudanya, dengan keliling dari kampung ke kampung.

Tanpa malu, di saat teman-teman seusianya menikmati usia mudanya, ia sudah bermandi peluh, untuk mengayuh sepeda pancalnya, dengan mencari rongsokan.

Namun, di balik hidupnya yang susah itu, ia bersyukur karena punya kiai, yang sekaligus seperti orangtuanya. Yakni, Ahmad Zubaidah, pemilik Padepokan Sawung Nalar, yang ada di Desa Patok Picis, Kecamatan Wajak.

"Almarhum, Cak Ida, yang menempah hidup saya, hingga saya bisa seperti ini," tutur bapak tiga anak dari perkawinannya dengan Ny Fatimah.

Apa pesan Cak Ida?

"Katanya, Min (Aslimin) apapun profesimu, kamu punya atau nggak punya, kamu harus jadi orang itu yang "Khoirunnas Anfauhum Linnas" (harus bermanfaat buat orang lain)," ujar Aslimin menirukan pesan gurunya sambil pandangannya menerawang ke atas.

Kebetulan juga, Cak Ida gurunya itu dulu juga punya kebiasaan suka bedah rumah

"Min (Aslimin), yang nyumbang masjid itu biasanya sudah banyak, namun yang peduli dengan rumahnya orang nggak punya itu biasanya jarang. Saat almarhum bedah rumah dulu atau tahun 2005 an, saya baru mampu menyumbang semen atau pasir karena masih kerja mencari rongsokan, sehingga kebiasaan itu seperti mendarah daging hingga sekarang," tambahnya.

Aslimin mengisahkan Titik Balik hidupnya , di mana kala itu dirinya curhat ke gurunya, kalau kepingin umrah namun belum punya apa-apa atau sekadar buat makan saja masih pontang-panting.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved