Apa Itu Tren KaburAjaDulu sampai Menteri hingga Istana Berkomentar, Ekspresi Keputusasaan Publik

Apa itu tren #KaburAjaDulu sampai menteri hingga istana Kepresidenan berkomentar, ekspresi keputusasaan publik, mampukan ditanggapi jernih?

|
Canva.com
TREN #KABURAJADULU - Ilustrasi seseorang menggeret tas koper hendak bepergian sambil memegang tiket menggambarkan perjalanan jauh dan imbuhan tulisan #KaburAjaDulu yang kini tren di media sosial, ekspresi keputusasaan publik dibuat dengan Canva.com Selasa, (18/2/25). Kini tagar viral itu direspons oleh pemerintah termasuk istana dan para menteri. 

SURYAMALANG.COM, - Apa itu tren #KaburAjaDulu sampai menteri hingga Istana Kepresidenan berkomentar setelah tagar tersebut ramai digaungkan di media sosial. 

Tagar Kabur Aja Dulu yang merupakan ekspresi keputusasaan publik mendapat respons beragam dari para pemangku kebijakan. 

Sejatinya tagar Kabur Aja Dulu juga merupakan wujud lain dari bentuk kritik masyarakat terhadap pemerintahan akhir-akhir ini. 

Bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia itu antara lain mengenai kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri. 

Baca juga: Jadwal Libur Awal Puasa 2025 untuk Anak Sekolah dan Cuti Bersama untuk Pegawai, Ramadhan-IdulFitri

Hal tersebut tidak luput dari sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat. 

Apa itu tren #KaburAjaDulu? 

Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk keinginan masyarakat untuk meninggalkan Indonesia demi bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri. 

Awalnya, tagar ini beredar masif di media sosial X dan banyak warganet menggunakan “#KaburAjaDulu” dalam cuitannya.

Tagar tersebut disertai dengan ajakan untuk para anak muda untuk mengambil pendidikan, bekerja, hingga sekadar tinggal di luar negeri.

Baca juga: Fakta Danantara Prabowo Gebrakan Baru Presiden Ingin Libatkan Jokowi, Megawati, SBY, Demi Anak-Cucu

Tren Kabur Aja Dulu kemudian dikaitkan dengan sistem pendidikan di Tanah Air yang memiliki biaya mahal, rendahnya ketersediaan lapangan kerja, dan upah per bulan yang rendah.

Bahkan, menggunakan tagar tersebut warganet juga mengunggah informasi terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk "kabur" dari Indonesia.

Banyak warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri dengan menggunakan tagar Kabur Aja Dulu.

Ekspresi Keputusasaan Publik

Sejumlah ahli juga memberi komentar terkait tren ini, salah satunya dari Sosiolog UIN Walisongo Semarang, Nur Hasyim.

Nur Hasyim menyebut, tren Kabur Aja Dulu merupakan ekspresi kemarahan, keputusasaan, dan protes yang disampaikan publik melalui media sosial kepada pemerintah. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved