Mobile Legends Masuk Sekolah Sarat Konflik Kepentingan, Begini Rekomendasi Dewan Pendidikan Jatim
Mobile Legends Masuk Sekolah Sarat Konflik Kepentingan, Begini Rekomendasi Dewan Pendidikan Jatim
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Eko Darmoko
"Ini asik. Olahraga sekarang bukan hanya berhenti pada fisik, namun juga olahraga yang menggunakan elektronik," tandasnya.
Pengenalan pada esport akan sekaligus merangsang siswa untuk belajar pengembangan gim.
"Artinya, anak akan semakin aware (peduli) dengan teknologi. Bahkan, pada level gamer yang sudah expert, anak akan belajar untuk explore gim itu sendiri," kata pria yang pernah mengajar Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Surabaya (2011–2016) tersebut.
Selain mengembangkan software, anak akan belajar mengenal piranti gim. Sehingga, dalam waktu jangka panjang bukan tidak mungkin muncul ide-ide baru dalam meningkatkan kualitas sebuah gawai.
"Tingkat kreativitas anak-anak ini berbeda-beda. Ini harus didorong oleh pengasuh olahraga esport. Manfaatnya ini sebenarnya banyak. Siapa tahu yang memiliki minat sebagai programmer, diarahkan ke coding untuk develope sendiri," tandasnya.
"Karena itu, jangan sampai latihan 5 jam, main gim saja tanpa diimbangi belajar software, hardware, ataupun coding. Ya sama saja akhirnya kita sekadar menciptakan user saja," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sepakat dengan hal tersebut. Menurut Cak Eri, pengembangan esport di Surabaya tak hanya bicara Mobile Legend semata. "Saya sudah minta Dinas Pendidikan untuk melihat potensi esport. Bukan Mobile Legend saja. Sekarang yang paling ramai apa sih?," katanya.
"Mungkin ada juga sepakbola seperti PES (eFootball) itu. Ini bisa dikembangkan. Jadi, [bakat] anak-anak ini bisa tersalurkan," kata Cak Eri dikonfirmasi terpisah.
Wali Kota Eri bercerita, Pemkot Surabaya sempat berhasil mengembangkan bakat-bakat anak ke dalam prestasi. Misalnya, anak yang sebelumnya terjaring perkelahian kemudian dididik menjadi petinju dan berhasil membawa medali pada ajang resmi.
"Ada yang di olahraga dapat medali emas, tapi untuk akademiknya biasa-biasa saja. Ya sudah, kami mendorong di bidang olahraga. Pun demikian dengan yang bidang seni dan sebagainya. Ini terus kami tata," tandas bapak dua anak ini.
Pun demikian dengan esport. Meskipun bukan dari Mobile Legend, Wali Kota menyinggung keberhasilan Indonesia sebagai Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (eFootball Console) dan Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (Football Manager).
"Yang (gim) sepakbola ini malah juara dunia. Ini mendapat prestasi. Sehingga, kami mengajak orang tua, ketika melihat potensi anak, silakan salurkan itu. Tidak harus akademik," tandasnya.
"Sebab kalau semuanya jadi insinyur bangunan, nggak ada yang ngurusin pangan. Sebaliknya, kalau semua jadi insinyur pertanian, nggak ada yang bisa bangun gedung sebab butuh teknik sipil. Kalau semua akademik, Surabaya nggak ada atletnya," katanya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Surabaya berencana memasukkan Mobile Legend sebagai ekstrakurikuler di SD/SMP di Surabaya.
"Ini menyesuaikan arah pendidikan dengan mengikuti minat dan kegiatan digital anak sekarang," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Yusuf Masruh, Rabu (28/5/2025).
Yusuf Masruh menyebut akan bekerja sama dengan komunitas dan pelatih profesional. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari sekolah-sekolah percontohan di beberapa wilayah.
Pedagang Buku di Trenggalek Hemat Jutaan Rupiah, Berkah Pembebasan Retribusi Penggunaan Aset Daerah |
![]() |
---|
Pengendara Honda Vario Asal Surabaya Mendadak Meninggal Dunia di Menganti Gresik |
![]() |
---|
Meresahkan Pengguna Jalan Exit Tol Madiun, Petugas Mengamankan Pengemis yang Viral di Media Sosial |
![]() |
---|
Edukasi Mitigasi Bencana, Basarnas dan Pelajar SMP 3 Kota Malang Gelar Simulasi Gempa |
![]() |
---|
Bangun Bangsa Oleh Bentoel Group Luncurkan Empower Academy Bersama Petani Milenial Kabupaten Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.