Jombang Masih Dikepung Banjir, Lapak Buah di Desa Tugusumberjo Kena Dampaknya

Genangan air dengan ketinggian bervariasi, dari 5 hingga 150 sentimeter, merendam permukiman warga serta memutus sejumlah akses jalan utama.

Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Anggit Pujie Widodo
BANJIR JOMBANG - Lapak buah milik Aris yang tergenang banjir di Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Senin (9/6/2025). 

Laporan Anggit Pujie Widodo

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jombang selama berjam-jam sejak Minggu (8/6/2025) sore hingga Senin (9/6/2025) pagi, menyebabkan akses jalan tergenang hingga pedagang buah ikut kebanjiran.

Genangan air dengan ketinggian bervariasi, dari 5 hingga 150 sentimeter, merendam permukiman warga serta memutus sejumlah akses jalan utama.

Salah satu wilayah terdampak adalah Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan.

Di desa ini, banjir setinggi 30 hingga 50 sentimeter menggenangi jalan penghubung antara Pasar Peterongan dan Kantor Kecamatan.

Sejumlah kendaraan terpaksa berputar arah, bahkan tak sedikit yang mogok akibat memaksakan melintasi genangan air.

Baca juga: 13 Titik di Jombang Terdampak Banjir Akibat Hujan Deras, Sawah Hingga Pondok Pesantren Ikut Terendam

“Lalu lintas jadi macet total kalau sudah begini. Biasanya banjir bertahan tiga hari,” ungkap Ahmad Zainuri (37), warga Dusun Budug, Tugusumberjo kepada SURYAMALANG.COM, Senin (9/6/2025).

Ia menduga kapasitas gorong-gorong yang tidak memadai menjadi penyebab utama air tak mampu mengalir lancar.

"Kalau ingin tuntas, saluran air harus diperlebar,” sarannya melanjutkan.

Dampak banjir tak hanya mengganggu mobilitas warga, tapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi kecil.

Aris, seorang pedagang buah di Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, Jombang, mengaku omzetnya anjlok drastis saat banjir datang.

“Biasanya bisa dapat lima sampai enam juta per bulan. Tapi kalau banjir, sehari paling banter Rp 300 ribu,” keluhnya.

Ia menyebut banjir mulai datang hanya dalam hitungan jam setelah hujan deras turun, dan biasanya baru surut dalam dua hari.

Kepala Pelaksana BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, menjelaskan bahwa banjir kali ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang menyebabkan volume sungai meningkat drastis hingga meluap ke wilayah rendah.

“Air mulai masuk ke permukiman sejak dini hari,” ujarnya.

Fenomena banjir musiman ini kembali menggarisbawahi persoalan klasik drainase dan kapasitas saluran air di Jombang yang belum mampu mengantisipasi hujan berintensitas tinggi. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved