Penerima Bantuan Kok Buruh Pabrik? DPRD Kota Malang Kritik Program Bantuan Alat: Berpotensi Mangkrak

Ia menilai, pelatihan dan pendampingan yang semestinya menjadi kunci keberhasilan program justru sering diabaikan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/BENNI INDO
KRITIK BANTUAN ALAT - Anggota DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, melontarkan kritik tajam terhadap program pemberian bantuan alat usaha kepada buruh pabrik rokok oleh Pemkot Malang, Rabu (25/6/2025). Menurutnya, program yang digelontorkan melalui anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau yang bernilai miliaran Rupiah itu tidak tepat sasaran dan berisiko tidak memberikan dampak nyata bagi penerima manfaat. 

Komisi B DPRD Kota Malang pun berkomitmen mengawal agar OPD terkait, termasuk Diskopindag, menjalankan program secara lebih nyata dan berpihak pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

"Kadang penerima manfaatnya itu-itu saja. Yang kami kritis, di kelurahan-kelurahan, yang datang itu-itu saja. Anggaran keluar, tapi tidak tepat sasaran. Perlu dikuatkan dan disinergikan," pungkasnya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat telah menyalurkan bantuan alat kepada para buruh pabrik rokok untukmengembangkan usaha di luar pekerjaannya.

Ia mengatakan, bantuan yang diterima para pelaku usaha berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau. 

Wahyu menegaskan, bantuan yang disalurkan adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh di pabrik rokok.

Pemkot Malang tidak sebatas menyalurkan bantuan, tetapi juga akan mendampingi para penerima. Mereka akan melatih penerima untuk mengoperasikan alat.

"Ya ini dari DBHCT, salah satunya meningkatkan kesejahteraan dari buruh rokok. Ini ada keinginan untuk meningkatkan keterampilan lagi selain bekerja sebagai buruh rokok. Ada keterampilan yang memang dibutuhkan oleh pekerja tersebut," katanya. 

Bantuan yang diberikan berbagai jenis, ada mesin jahit, alat pembuat kue, hingga kebutuhan fesyen.

Wahyu menegaskan, upaya ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan sumber penghasilan lainnya. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan.

"Tadi kami berikan juga bantuannya, termasuk juga pelatihan dan bimbingan teknis agar mereka bisa menggunakan barang-barang yang telah diberikan," tegas Wahyu.

Kadiskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, saat ini, Pemkot Malang terus mendorong usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil dengan omzet Rp 5 miliar.

Sedangkan yang usaha kecil bisa meningkat jadi usaha menengah dengan modal di atas Rp 5 miliar.

Sesuai data BPS, jumlah UMKM di Kota Malang berbagai jenis usaha sebanyak 29.058.

Adapun usaha kuliner tumbuh signifikan sejalan dengan kemajuan pariwisata dari sebelumnya sekitar 16.417 usaha tahun 2023. 

"Ini upaya yang secara bertahap membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Pertumbuhan ekonomi yang berbasis komunitas di tingkat kelurahan," kata Eko. (Benni Indo)

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved