Rekomendasi Wisata Malang Raya
Kampung Wisata Sejarah Tawangsari, Napak Tilas Perjuangan Arek Malang Pertahankan Kemerdekaan RI
Kampung Wisata Sejarah Tawangsari, Napak Tilas Perjuangan Arek Malang Pertahankan Kemerdekaan RI
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
"Masih ada empat rumah yang menyimpan perlengkapan asli. Sayangnya belum dibuka untuk umum karena rendahnya antusias masyarakat," ujar Fariz.
Meskipun memiliki narasi kuat dan daya tarik historis, pengelolaan museum tak luput dari tantangan. Dukungan dari pemerintah kota terhenti sejak pandemi.
Hal itu membuat semangat warga perlahan surut. Impian menjadikan setiap gang sebagai museum tematik pun meredup. Tantangan lain datang dari masyarakat yang belum cukup antusias.
“Dulu sempat ingin bikin museum pencak silat di gang 4, museum Fatayat di gang 3, dan budaya jaran kepang di gang 1. Tapi karena hasilnya tak tampak, semua vakum,” ujar Fariz lirih.
Kondisi fisik lokasi pun minim perbaikan. Area parkir dan jalan paving adalah hasil Musrenbang. Museum bertahan berkat dedikasi komunitas Reenactor, yang sebagian besar memiliki garis keturunan pejuang. Biaya operasional didapat dari sisa kegiatan. Jika tidak ada kegiatan, ada swadaya sendiri dari warga.
“Sayang kalau cerita ini hilang. Ini bukan soal romantisme masa lalu, tapi warisan nilai keberanian dan pengorbanan,” tegas Fariz.
Pengunjung Sepi, Semangat Tetap Menyala
Dalam sebulan, kunjungan hanya datang dari mahasiswa yang sedang menyusun karya tulis. Saat libur perkuliahan, jumlah pengunjung bisa dihitung jari.
Namun, museum ini pernah menarik perhatian wisatawan mancanegara dari Belanda, Australia, Korea Selatan, hingga Selandia Baru, yang mencari jejak keluarga mereka di masa kolonial.
“Wisman dari Belanda pernah datang bawa foto rumah sakit Supraoen saat agresi militer. Dia cari informasi soal kakek buyutnya yang bertugas di kesatuan medis,” kata Fariz.
Museum Reenactor menjadi tempat yang memberi makna baru bagi mereka yang ingin menyambung benang sejarah. Namun, di tengah keterbatasan, kehadiran wisatawan seperti itu menjadi pelecut semangat.
Fariz dan komunitas Reenactor menyadari mereka tidak bisa berjalan sendiri. Mereka telah didampingi dosen dari Universitas Negeri Malang untuk mengurus legalitas badan hukum agar bisa mengakses bantuan CSR. Namun hingga kini, bantuan belum kunjung datang.
“Harapan saya sederhana. Tempat ini bisa lebih hidup, secara fisik maupun dukungan masyarakat. Agar cerita perjuangan ini bisa menyebar lebih luas,” tuturnya.
Museum Reenactor Malang adalah bukti bahwa sejarah bukan milik masa lalu, melainkan warisan yang harus dihidupkan hari ini untuk generasi mendatang. Dan di gang kecil di Tawangsari ini, sejarah itu terus bernafas—meski pelan, namun penuh daya tahan.
Museum Reenactor Malang
Kampung Tawangsari
Kota Malang
Kecamatan Lowokwaru
Muhammad Fariz Zunaidi
SURYAMALANG.COM
Cikiluks Kota Malang Hadirkan Kuliner Rasa Internasional dengan Harga Lokal |
![]() |
---|
Suasana Asri dan Edukatif di New Wisata Wendit by Nicole's, Destinasi Pilihan Masa Libur Sekolah |
![]() |
---|
Lembah Tumpang, Pesona Alam Buatan Berbalut Kemegahan Kerajaan Majapahit di Malang |
![]() |
---|
Jelajah Wisata Kampung Sejarah Kota Malang, Kenang Perjuangan Indonesia saat Agresi Militer Belanda |
![]() |
---|
Wisata Edukasi untuk Isi Liburan Sekolah, Coba Mubeng Deso Naik Jip di Kabupaten Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.