5 Bahaya Gempa Rusia yang Berdampak Tsunami di Indonesia, Berjarak 8 Ribu Km BMKG Jawab Penyebabnya

5 Bahaya Gempa Rusia yang berdampak tsunami di Indonesia, berjarak 8 ribu km, BMKG jawab penyebabnya, bukan peristiwa pertama.

dibuat dengan AI/suryamalang.com
GEMPA RUSIA - Ilustrasi pemandangan di bibir pantai Indonesia. Bencana gempa yang menguncang Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025) pagi waktu setempat berdampak terhadap Indonesia dan negara lain. BMKG menjelaskan kenapa gempa Rusia berbahaya terhadap Indonesia. 

Daryono mengatakan gempa dahsyat di Rusia itu dipicu deformasi batuan yang berada di dasar laut.

Deformasi batuan adalah perubahan bentuk atau volume batuan akibat adanya gaya atau tekanan yang bekerja padanya.

Daryono juga menjelaskan kawasan Kamchatka memang memiliki riwayat gempa berkekuatan besar.

Baca juga: Dampak Gempa Bumi Lumajang, Belasan Rumah di Lereng Argopuro Probolinggo Alami Retak Tembok

Gempa yang terjadi jauh dari Indonesia seperti di Rusia tetap bisa menjadi ancaman nyata.

"Gempa ini berkekuatan 8,7 memang kawasan tersebut secara historis memang bisa terjadi gempa-gempa besar" ujarnya. 

"Ini juga menjadi pelajaran kita bahwa gempa megathrust yang disampaikan ini, bukanlah sesuatu yang harus diragukan, tetapi ini ancaman nyata meskipun ini terjadi di Rusia," jelasnya.

3. Indonesia Dikelilingi Teluk Sempit

Daryono menjelaskan tsunami bukanlah gelombang laut tetapi pergeseran masa air yang berpindah dan bergerak.

Semakin jauh pergeserannya, kata Daryono maka gelombangnya pun akan terus melemah.

Untuk itu, Daryono tetap meminta warga yang terdampak gempa Rusia waspada meski potensi tsunami yang melanda hanya setinggi 50 cm.

Pasalnya, Indonesia dikelilingi teluk sempit yang justru bisa memicu peningkatan tinggi gelombang tsunami.

"Kita waspadai faktor-faktor lokal seperti teluk-teluk yang sempit berpotensi terjadi amplifikasi gelombang tsunami, sehingga dia akan terjadi peningkatan ketinggian, jadi lebih dari 50 cm," ucapnya.

4. Gelombang Susulan Lebih Berbahaya

 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari turut mengingatkan, tsunami pertama belum tentu berkekuatan paling besar.

Kepala mengatakan, potensi tsunami susulan justru yang memiliki kekuatan terbesar dan dengan gelombang paling tinggi.

"Untuk tsunami yang melintasi samudera, itu gelombang pertama tidak harus yang terbesar. Biasanya gelombang terbesarnya datang itu pada gelombang ketiga, keempat, dan gelombang kelima," katanya.

Baca juga: Ada 148 Kejadian Gempa Bumi dalam 1 Minggu Terakhir, BMKG Geofisika Malang Beber Data Catatan Gempa

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved