Demo Warga Pati

“Saya Mohon Maaf" Bupati Pati Sudewo Tolak Mundur, Kondisi Terkiri Pati Usai Warga Demo Hingga Ricuh

Sudewo Bupati Pati menolak mundur dari jabatannya sebagai Bupati meski telah didemo warganya sendiri pada Ravu (13/8/2025) kemarin.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
DOK. Pemkab Pati via Kompas.com
DEMO PATI - Potret Bupati Pati Sudewo dalam peringatan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati, Kamis (7/8/2025). Sudewo menolak mundur meski sudah didemo warganya. 

Hadi juga bertekat mengawal terus berjalannya hak angket di DPRD Pati, sampai hasilnya keluar.

"Kami menilai banyak kebijakan bupati yang merugikan masyarakat. Tuntutan agar bupati mengundurkan diri, saya rasa ini tuntutan yang wajar," tuturnya.

Gas air mata

Polisi melepaskan tembakan air mata untuk meredam amarah massa. Tidak kurang dari tiga kali, polisi menembakkan gas air mata dari arah jantor Bupati Pati ke arah pengunjuk rasa.

Saat tembakan gas air mata terjadi, suara tangisan anak-anak terdengar di mana-mana. Mereka tidak tahan dengan panas dan perihnya efek gas air mata pada wajah dan mata. Massa pun berhamburan meninggalkan kawasan lokasi unjuk rasa, masuk ke gang-gang perkampungan.

Ribuan massa pun sempat dipukul mundur dari depan Kantor Bupati Pati, pada pukul 13.00, lima jam sejak aksi dimulai, pada pukul 08.00.

Sebelumnya, polisi memberikan peringatan dengan beberapa kali menembakkan water cannon. Akan tetapi massa tetap merangsek, hendak menjebol pintu gerbang kantor Bupati Pati.  Bahkan, massa juga melempari gedung kantor Bupati Pati dengan batu.

Kaca-kaca gedung perkantoran yang menjadi amukan massa di lingkungan kantor Bupati Pati pun rusak. Kaca-kaca gedung pecah, genting-genting juga bolong setelah menjadi target brutal pendemo.

Tidak sedikit pendemo yang menyayangkan tindakan anarkis dalam demo itu. Peserta aksi, Herdian Yuda sangat menyayangkan aksi unjuk rasa kali ini berjalan ricuh. "Setelah waktu zuhur, sekitar pukul 13.00-an massa banyak lari ke gang-gang rumah warga. Nggak kuat dengan efek gas air mata, perih dan panas," ujar Herdian.

Pendemo lainnya, Adi S, yang juga mengalami langsung efek gas air mata, menyatakan bahwa tidak sewajarnya masyarakat diserang dengan gas air mata. "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami, apakah ini dilarang. Sudah jelas-jelas tuntutan kami, bupati harus mundur atau kami paksa mundur," tegasnya.

Tangkap 11 orang

Polisi menangkap 11 orang yang diduga menjadi provokator dalam demo warga Kabupaten Pati, yang berujung ricuh, pada Rabu (13/8). Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengatakan, 11 orang tersebut saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Pati.

"Pelaku yang menjadi provokator ada 11 orang yang diamankan dan kini diperiksa reserse,” ujar Artanto dalam konferensi pers, Rabu.

Artanto menjelaskan, aksi unjuk rasa di Pati awalnya berlangsung damai. Namun, suasana berubah memanas ketika sekelompok orang mulai melakukan tindakan anarkis. “Anggota kelompok ini melakukan pelemparan batu, tongkat, juga air mineral hingga mengakibatkan eskalasi meningkat dan chaos,” kata dia.

Tak hanya melakukan pelemparan, massa juga membakar satu mobil milik kepolisian yang terparkir di depan rumah dinas Kapolresta Pati. “Dalam unjuk rasa anarkis tadi, ada satu kendaraan polisi dari provos yang digulingkan dan dibakar,” ujarnya.

Artanto memastikan, pada Rabu sore, situasi di lokasi sudah terkendali. Akibat bentrokan dalam demo Pati tersebut, sebanyak 34 orang mengalami luka-luka. Korban terdiri atas warga dan anggota Polri. “Mereka mengalami luka lebam, bocor kepala, dan robek,” ungkap Artanto.

Selain luka fisik, banyak korban juga mengalami sesak napas akibat gas air mata. “Korban yang dirawat di rumah sakit rata-rata mengalami sesak napas karena gas air mata yang kami lepaskan,” imbuhnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved