Surabaya
Keris Prabowo Subianto Dihibahkan ke Fadli Zon Library, Kini Dipajang di Fairway Nine Mall Surabaya
Keris Prabowo Subianto Dihibahkan ke Fadli Zon Library, Kini Dipajang di Fairway Nine Mall Surabaya
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
Impian besarnya adalah untuk mengubah cara pandang generasi muda terhadap pusaka Nusantara. Menurutnya, pusaka seperti keris bukan sekadar benda magis yang lekat dengan stigma negatif, melainkan teknologi masa lalu yang sarat kreativitas, doa, dan karya leluhur untuk tujuan mulia.
“Dulu pusaka adalah teknologi yang dimuliakan. Digunakan untuk memperjuangkan kehormatan, wilayah, dan melawan penjajah."
"Sayangnya, sekarang banyak generasi muda melihatnya hanya dari sisi mistis yang negatif,” ujarnya.
Sebagai konten kreator, Rivo bertekad mengangkat kembali kebanggaan pada pusaka melalui pendekatan kreatif. Ia ingin menggabungkan nilai historis pusaka dengan teknologi masa kini agar generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga bangga terhadap warisan budaya sendiri.
“Jangan hanya bangga dengan teknologi negara lain, mari bangga melestarikan pusaka Nusantara,” tegasnya.
Rivo menambahkan dalam pameran ini terdapat Dua keris kepercayaan dari Presiden untuk dipamerkan, ini bentuk dukungan beliau kepada generasi muda dalam melestarikan budaya. Dan pameran ini merupakan yang pertama digelar dan direncanakan menjadi agenda tahunan setiap peringatan kemerdekaan.
“Harapannya, setiap tahun kita bisa rayakan kemerdekaan dengan menghidupkan kembali kebanggaan pada budaya dan pusaka kita,” pungkasnya.
Sementara itu Feri Arlius, Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan RI, yang hadir mewakili Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra MTr AP menilai, sinergi ini merupakan langkah penting dalam menguatkan posisi budaya Indonesia di kancah global.
“Di sini ada dua teknologi yang berkolaborasi: pameran keris yang merupakan teknologi abad lalu dan masih bertahan, serta game dan platform digital masa kini. Ditambah penampilan gamelan yang kompleks luar biasa, ini menjadi event yang mencakup seni, budaya, dan teknologi,” ujar Feri.
Ia menegaskan bahwa kebudayaan adalah soft power, kekuatan halus yang mampu memengaruhi dunia tanpa kekuatan militer. Menurutnya, negara lain telah lama memanfaatkan soft power untuk mempengaruhi budaya bangsa lain, mulai dari animasi hingga musik.
“Kita pernah ‘dijajah’ secara soft power oleh tokoh-tokoh seperti Drakor, dan komik Jepang,” ujarnya sambil tersenyum.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mengapresiasi terselenggaranya acara kolaboratif yang memadukan pameran keris, budaya gamelan, dan kegiatan gaming.
Perpaduan unsur tradisi dan hiburan modern ini menjadi bukti Surabaya sebagai kota yang mampu menerima berbagai bentuk kreativitas warganya.
“Siang ini ada kolaborasi, di mana ada pameran keris, ada budaya gamelan, dan acara gaming. Gamelan sekarang ini justru mulai digandrungi oleh anak-anak Gen Z dan milenial,” ujar Armuji.
Ia menekankan bahwa keberadaan pameran keris dan games sangat penting untuk menjaga warisan budaya. Keris, yang merupakan bagian dari budaya masa lalu, jarang ditampilkan dalam kegiatan publik.
Fadli Zon Library
Fadli Zon
Prabowo Subianto
Armuji
Fairway Nine Mall Surabaya
keris
SURYAMALANG.COM
Yayasan Ethnic Indonesia
GIIAS Surabaya 2025 Resmi Dibuka, 7 Merek Baru Tarik Perhatian Pengunjung yang Membeludak |
![]() |
---|
Mayoritas Pasangan Nikah Siri dan Keluarga Miskin, 285 Pasangan Ikut Nikah Massal Gratis di Surabaya |
![]() |
---|
Dinas Sosial Jatim Evaluasi 9 Ribu Penerima Bansos yang Menggunakannya untuk Judi Online |
![]() |
---|
Mantan PJ Bupati Sidoarjo Hudiyono Ditetapkan Tersangka Korupsi, Bancaan Dana Hibah Rp 179 Miliar |
![]() |
---|
Gubernur Khofifah Optimistis Kopi dan Kakao Jawa Timur Berkembang Pesat dan Tembus Pasar Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.