Tidak munculnya nilai puluhan siswa membuat mereka terancam tidak bisa mengikuti SNBP, salah satu jalur pendaftaran masuk perguruan tinggi yang diharapkan.
Padahal para siswa sudah bersusah payah belajar agar mendapatkan nilai tinggi dari semester 1 hingga V agar bisa mendapatkan kesempatan masuk PTN melalui prestasi.
Menurut Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah masalah ini disebabkan kesalahan komunikasi.
Baca juga: Hukuman Febrini Bikin Ratusan Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal Ikut SNBP, Tunda Gaji dan Tak Naik Jabatan
Secara administratif, menurut Endah, 22 siswa tersebut tidak mengalami masalah karena tahun ini pihak sekolah telah menerapkan sistem baru, yaitu e-rapot.
Dimana terdapat 22 siswa yang nilainya tidak terbaca dalam sistem itu.
Akibatnya, mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP.
Endah memaparkan, tahun ini pihaknya menerapkan sistem baru berupa e-rapot dari Rapot Digital Madrasah (RDM) yang akan nge-link ke Pusdatin.
Dalam proses ini, kata Endah, ada yang nilainya tidak terbaca sehingga tidak bisa mengikuti jalur eligible.
Terkait solusi bagi siswa yang datanya tidak terinput dalam sistem SNBP, Endah menyatakan pihak sekolah masih menunggu kepastian teknis.
Jika memungkinkan, data siswa akan diisi ulang melalui jalur manual.
“Jika memungkinkan, pihak sekolah akan memastikan data diisi ulang dengan benar melalui jalur manual,” ucap Endah kepada awak media, Selasa (4/2/2025) mengutip Kompas.com.
Selain itu, Endah mengingatkan kuota jalur manual hanya mencakup 40 persen dari total penerimaan, atau lebih kecil dibandingkan dengan jalur e-rapor yang mencapai 45 persen.
Baca juga: ITS Buka 5 Prodi Baru di SNBP dan SNBT 2025, Bioteknologi, Sains Komunikasi hingga Bisnis Digital
Meski begitu, hal ini tetap memberi harapan bagi siswa yang sebelumnya tidak terdaftar.
“Status eligible tidak menjamin masuk PTN, tetapi memberikan hak untuk mendaftar. Siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai dengan pilihan kampusnya,” kata Endah.
Mendikti Evaluasi SNPMB