Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Amalan Doa Abdul Hanan Ayah Alfatih, Percaya Anaknya Bisa Selamat dari Runtuhan Ponpes Al Khoziny

Abdul Hanan ayah Alfatih Cakra Buana tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya setelah anaknya berhasil diselamatkan dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
YouTube Harian Surya
SAKSI KATA - Abdul Hanan Ayah Alfatih, menceritakan kronologi anaknya diselamatkan dari bawah reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 

SURYAMALANG.COM - Abdul Hanan ayah Alfatih Cakra Buana tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya setelah anaknya berhasil diselamatkan dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang ambruk.

Alfatih Cakra Buana santri asal Bangkalan Madura itu berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup setelah 3 hari terjebak reruntuhan. 

Kondisi Alfatih saat dievakuasi petugas pun nyaris tanpa luka. 

Saat ini, Alfatih dirawat di RSUD Notopuro, Sidoarjo. Ayah Alfatih, Abdul Hanan, menceritakan kembali momen dramatis hingga ditemukannya sang anak yang diperkirakan terjebak sejak musala ambruk pada hari Senin (03/10/2025).

Terjebak 3 Hari dan Keyakinan Ayah yang Kuat

Abdul Hanan mengungkapkan bahwa kabar ambruknya musala ia terima saat waktu salat Asar.

Meskipun sempat diliputi kecemasan, ia mengaku memiliki keyakinan kuat bahwa anaknya masih hidup.

“Saya masih punya keyakinan, kalau anak saya ditakdir hidup, ya insyaallah hidup,” ujar Abdul Hanan.

Selama proses evakuasi yang berlangsung selama tiga hari, Abdul Hanan memilih untuk terus berada di lokasi sambil memanjatkan doa, khususnya dengan membaca Surah Al-Kahfi dan memperbanyak selawat.

“Saya baca Surah Al-Kahfi itu minta kepada Allah Subhanahu wa taala. Sambil terus berkomunikasi sama petugas di lokasi,” lanjutnya.

Selamat Karena Tertidur Pulas di Bawah Puing

Alfatih Cakrabuana akhirnya dievakuasi tim SAR pada hari Rabu (Rabu kemarin) dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Kondisinya stabil dan tidak ditemukan masalah pada tulang atau organ vital.

Kondisi Alfatih yang selamat tanpa luka serius disebut-sebut sebagai mukjizat, terutama setelah ia menceritakan detik-detik sebelum musala ambruk.

Alfatih mengaku selamat karena sedang tertidur pulas.

Alfatih menjelaskan bahwa ia tertidur karena terlalu lama menunggu salat berjemaah di musala.

Ketika musala roboh, santri lain sedang salat dan ia kaget karena mendengar suara gempa dan banyak orang berlarian.

Saat ikut berlari, ia terjatuh dan puing-puing beton menimpanya, namun tidak sampai melukai parah.

Ayahnya menjelaskan, benturan beton tertahan oleh patahan material lain, menyisakan ruang sekitar 30 sentimeter di atas kepala Alfatih yang sedang tertidur.

Tubuhnya juga terlindungi oleh seng dan debu.

Mimpi Minum dan Jalan-jalan Selama Terjebak

Hal unik lainnya, Alfatih mengaku bahwa selama tiga hari terjebak, ia tidak merasa lapar maupun haus.

Saat sadar di rumah sakit, hal pertama yang ia minta adalah es.

Saat ditanya, Alfatih mengatakan bahwa ia banyak bermimpi selama tertidur di bawah reruntuhan.

“Di mimpiku aku minum lewat kayak selang-selang, tapi enggak ya, nyatanya enggak. Itu hanya mimpi,” kata Alfatih.

Selain itu, ia juga bermimpi jalan-jalan, bahkan naik sepeda motor di dalam ruang sempit.

Berkah tertidur dan bermimpi membuat Alfatih tidak merasakan situasi tegang di bawah reruntuhan, yang kemungkinan besar menyelamatkan kondisi mentalnya.

Keluarga Alfatih berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, dan Abdul Hanan mengajak semua untuk saling mendukung dan tidak menyalahkan pihak manapun, termasuk pihak pondok pesantren.

UPDATE : 1 Lagi Korban Meninggal Dievakuasi dari Reruntuhan Bangunan di Ponpes Al Khoziny

orban meninggal dunia dalam peristiwa robohnya bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo terus bertambah.

Korban terakhir dievakuasi sekira pukul 11.34 WIB di lokasi yang berdekatan dengan tiga korban sebelumnya. “Iya, tambah satu lagi yang berhasil dievakuasi,” kata Kepala Basarnas Surabaya Nanang Avianto, Jumat siang. 

Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa ambulan menuju ke RS Bhayangkara Surabaya.

Dengan tambahan satu korban ini, total sudah ada 9 korban meninggal dalam peristiwa bangunan roboh tersebut. 

Proses evakuasi masih terus berlangsung, dan pembersihan puing tetap difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.

Diduga, masih ada lebih dari 50 orang korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan. 

Terpisah, tiga kantung jenazah korban ambruknya Gedung Bertingkat Ponpes Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo mulai dibawa ke Posko Disaster Victim Identification (DVI) Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Jumat (3/10/2025) sejak pagi hingga siang hari. 

Informasinya, dua kantung jenazah tiba sekitar pukul 08.30 WIB.

Kemudian, disusul satu kantung jenazah tiba sekitar pukul 10.40 WIB.

Tiga kantung jenazah tersebut akan diidentifikasi oleh Tim Forensik Polda Jatim. 

"Yang datang dua (jenazah). Prosesnya kan di sini tempat Post-Mortem atau identifikasi sama rekonsiailasi nanti setelah jenazah dari sana datang ke sini kemudian kami lakukan pemeriksaan," ujar Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr M Kusnan Marzuki pada awak media di lokasi, pada Jumat (3/10/2025). 

Sebelumnya, Posko Disaster Victim Identification (DVI) guna mengidentifikasi jenazah korban yang berhasil dievakuasi dari material reruntuhan bangunan gedung bertingkat Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mulai dipusatkan di RS Bhayangkara Surabaya, sejak Kamis (2/10/2025) malam. 

Sebelumnya, tiga posko DVI yang disediakan Anggota Tim Biddokkes Polda Jatim diletakkan di beberapa area umum dan pusat layanan kesehatan yang dipilih khusus guna menangani kedaruratan insiden tersebut. 

Semula, Posko Ante-Mortem ditempatkan di kampus putri area Ponpes, sedangkan Posko Post-Mortem ditempatkan di RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar Sidoarjo.

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, pemusatan lokasi Posko DVI tersebut di RS Bhayangkara Surabaya dimaksudkan demi efisiensi kerja forensik yang dilakukan oleh tim medis nantinya. 

Mengingat beberapa diketahui korban belum berhasil dievakuasi lebih dari tiga hari, sehingga menimbulkan proses fisiologis tubuh yang mengalami pembusukan. 

Mengantisipasi dinamika tersebut, Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya telah mempersiapkan perangkat mutakhir yang dapat menyimpan jenazah korban secara lebih efektif dan berdaya tampung banyak. 

Perangkat tersebut adalah mesin berbentuk ruangan pendingin cold storage.

Bentuknya menyerupai petikemas berpendingin udara super, yang fungsinya selaiknya kulkas berukuran jumbo. 

 

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved