Anak Bunuh Ibu Jember

TAMPANG Imam Gujali Jember, Bunuh Ibu karena Dimarahi Tak Ikut Tahlilan, Besi Tambal Ban Melayang

Tampang Imam Gujali anak bunuh ibu di Jember karena dimarahi tak ikut tahlilan, besi tambal ban melayang, warga panik dan tak berani mendekat.

|
SURYAMALANG.COM/Imam Nawawi
ANAK BUNUH IBU - Warga (KIRI) saat memadati rumah korban pembunuhan di Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025) malam. Tampang Imam Ghozali (KANAN) saat di Mapolsek Jenggawah Jember, Jawa Timur, Selasa malam. Pria ini tega membunuh ibu kandungnya karena dimarahi tidak ikut tahlilan. 

Saat diperiksa, korban sudah terkapar di lantai dengan luka parah di kepala karena dipukul dengan alat tambal ban. 

“Belum sempat ditolong, Imam kembali memukul perut ibunya hingga meninggal dunia,” ungkap Oki.

Warga mengaku tak pernah melihat tanda-tanda kekerasan sebelumnya di keluarga tersebut.

Susianti Tewas di Tempat

Setelah penganiayaan itu, Susianti tewas di tempat akibat luka berat di bagian kepala. 

Warga yang menyaksikan kejadian langsung mengamankan pelaku dan melaporkan kejadian itu ke polisi.

Menurut Kapolsek Jenggawah AKP Eko Basuki Teguh, berdasarkan hasil pemeriksaan, motif pembunuhan terjadi karena Susianti sering memarahi pelaku.

“Motif pembunuhan itu karena tersangka kesal kerap dimarahi oleh korban,” jelas Eko. 

Menurut Kepala Dusun Kertonegoro Selatan, Oki Daniar, Susianti dikenal warga sebagai sosok ibu yang sabar, rajin, dan penuh kasih.

Susianti hidup sederhana menghabiskan hari-harinya merawat keluarga, termasuk anaknya, Imam Gujali yang tidak bekerja, bahkan korban juga baru saja kehilangan suami.

“Ibu korban 40 hari lalu telah meninggal, dan ayahnya (suami Susianti) juga baru saja meninggal enam hari yang lalu,” ujar Oki.

Baca juga: Gelapkan Honda Supra Fit Milik Pedagang Sayur untuk Modal Judi Online, Pria di Jember Diciduk Polisi

“Korban itu dikenal sabar dan telaten. Dia tidak bekerja, di rumah merawat ayahnya dan juga si Imam itu,” kata Oki.

Untuk kebutuhan sehari-hari ditopang oleh anak bungsu korban.

Imam sendiri diketahui sudah lama tidak bekerja dan tinggal di rumah yang bersebelahan dengan ibunya.

 “Imam kalau makan harus dikirim oleh ibunya. Mereka tinggal berjejeran,” tambah Oki.

Perilaku Imam Berubah sejak Rumah Tangganya Hancur

Kasus ini diduga kuat berkaitan dengan gangguan mental yang dialami pelaku.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved