5 Truk Bantuan Polda Jatim Bagi Pengungsi Bencana Erupsi Semeru Lumajang

Ringkasan Berita:

• Polda Jawa Timur mengirimkan lima truk berisi berbagai logistik yang kini sangat dibutuhkan pengungsi erupsi Gunung Semeru
• Bantuan yang dibawa mencakup makanan siap konsumsi, minuman, selimut, sarung, popok bayi, perlengkapan mandi, hingga pakaian untuk anak-anak dan orang dewasa.

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Polda Jawa Timur mengirimkan lima truk berisi berbagai logistik yang kini sangat dibutuhkan pengungsi. 

Bantuan yang dibawa mencakup makanan siap konsumsi, minuman, selimut, sarung, popok bayi, perlengkapan mandi, hingga pakaian untuk anak-anak dan orang dewasa.

Seluruh bantuan dikirim oleh Polda Jatim dengan menggunakan 5 unit truk berisi penuh dengan logistik bantuan.

Baca juga: Gladak Perak Lumajang Berbahaya Dilalui, Terdampak Letusan Sekunder Aliran Lahar Gunung Semeru

Bantuan logisitik darurat bagi warga terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru itu disambut antusias para pengungsi di SDN 04 Supiturang, Kecamata Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025).

"Kita berusaha bahu membahu untuk mengurangi keluhan-keluhan daripada warga di sini. Bantuan seluruhnya sudah sampai ke warga terdampak," ujar Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jimmy Agustinus Anes ketika dikonfirmasi. 

Posko SD 04 Supiturang menjadi titik utama penyaluran karena di lokasi tersebut terdapat jumlah pengungsi balita yang cukup tinggi. S

Selain itu, sekitar 450 selimut khusus lansia juga akan didistribusikan ke Posko SMP 2 Pronojiwo.

Kedua lokasi pengungsian tersebut juga akan menerima 300 paket makanan ringan.

Pengungsi Semeru Dipusatkan

Berdasarkan data terbaru, total 406 warga mengungsi akibat bencana APG Semeru dan kini tersebar di dua posko utama.

Sebanyak 214 orang berada di Posko SD 04 Supiturang, sementara 188 orang lainnya berada di Posko SMP 2 Pronojiwo.

Dari keseluruhan pengungsi, terdapat 49 orang yang masuk kategori rentan, terdiri dari lansia, anak-anak, dan balita.

"Bantuan lainnya seperti trauma healing dan pendirian dapur umum juga menjadi fokus penanganan bencana," paparnya. 

Sementara itu, Tukiyem mengaku telah menanti bantuan terutama fasilitas kesehatan, air bersih,  pakaian, selimut dan juga popok bagi cucunya. 

Selama ini Tukiyem mengaku harus menahan dingin saat tidur pada malam hari. Alhasil wanita berusia 60 tahun tersebut kondisi kesehatannya menjadi tidak stabil. 

"Sementara harus sabar, mau bagaimana lagi. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga yang berada di pengungsian," tutur warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Pronojiwo itu.