Surabaya

PSK Masih 'Berdinas' di Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya, Mantan Pujangga Terlibat Bisnis Prostitusi

PSK Masih 'Berdinas' di Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya, Mantan Pujangga Terlibat Bisnis Prostitusi

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Tony Hermawan
MENUNGGU PELANGGAN - Dua PSK tampak masih menawarkan jasa esek-esek di kawasan eks Lokalisasi Dolly, Surabaya. Mereka selalu menunggu tamu di depan warung kopi. 

EM tidak digaji untuk menjaga warung.

Pemilik rumah hanya membolehkan tempat itu dipakai untuk esek-esek, dengan ketentuan dari tarif Rp 150 ribu, Rp 50 ribu masuk ke kantong pemilik rumah, sementara Cak Mat mendapat Rp 10 ribu.

"Sing diwedeni ya cuma Satpol PP. Bendino patroli, opo maneh nek hari Kamis ta Sabtu malam Minggu mesti banyak sing patroli. Daripada risiko ya gak berani buka malam," ujar EM kepada SURYAMALANG.COM.

Cak Mat sendiri termasuk orang lama di dunia malam.

Mantan karyawan pabrik sabun ternama di Surabaya itu, dulunya seorang pujangga.

Laki-laki yang belum pernah menikah itu dulu gemar berburu cinta satu malam di Lokalisasi Dolly yang pernah tercatat sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara.

“Gajiku dulu habis untuk kencan. Hampir tiap malam gandeng dua cewek, ujung-ujunge duit entek blass gak duwe tabungan,” katanya sambil terkekeh.

Lokalisasi Dolly pada masa jayanya adalah lokalisasi kelas menengah, sedangkan Jarak lebih dikenal seperti rumah bordil.

Dulu di Dolly wanita dipajang duduk menghadap kaca tembus pandang, kalau tamu sudah ketemu yang menarik sebelum kencan tawar menawar harga lewat calo.

Saking fenomenalnya, Lokalisasi Dolly sampai dikenal dengan sebutan manusia kaca.

Praktik demikian ditutup zaman Surabaya dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini. Tepatnya tahun 2014.

Wisma-wisma ditutup total dialihkan pemerintah menjadi sentral usaha kecil mikro menengah (UMKM).

Sekalipun Wisma Barbara, wisma yang dikenal paling wahid berubah fungsi menjadi tempat kerajinan sepatu dan tas binaan Pemerintah Kota Surabaya.

Sayangnya geliat UMKM itu banyak dikeluhkan masyarakat tidak begitu jalan.

Banyak yang merasa usaha di luar dunia malam masih butuh modal, keterampilan, termasuk kesabaran.

Sumber: SuryaMalang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved