Pemkot Malang Genjot SDM Koperasi Desa Merah Putih, HIPMI Kota Malang Dukung Kolaborasi

Padahal, menurutnya, peluang kerja sama antara HIPMI dan KMP cukup besar, terutama di sektor food and beverage (FnB) yang mendominasi 70 persen bidang usaha anggota HIPMI Kota Malang.

“Kalau di tingkatan daerah, rencana kerjanya belum sampai. Tapi peluangnya sangat besar. Apalagi di HIPMI 70 persen bisnisnya FnB, dari skala kecil sampai besar,” ujar Roy, Senin (13/10/2025).

Roy menjelaskan, banyak anggota HIPMI juga merupakan pelaku UMKM yang menghadapi kendala dalam mengakses permodalan dari bank.

Karena itu, ia menilai kehadiran Koperasi Merah Putih dapat menjadi jembatan pendanaan alternatif bagi pelaku usaha muda.

“Teman-teman banyak yang kesulitan menjangkau perbankan. Padahal visinya cukup bagus."

"Mungkin KMP bisa membuka akses di situ. Himbara saja dananya Rp 200 triliun, harapannya kami juga bisa diberi akses,” katanya.

Roy menambahkan, HIPMI selalu berhati-hati dalam menjalin kerja sama dengan lembaga partner.

Pihaknya memastikan terlebih dahulu legalitas, latar belakang, dan kredibilitas lembaga tersebut sebelum memutuskan kolaborasi.

Ia juga menyoroti kondisi dunia usaha saat ini yang cenderung tidak berorientasi jangka panjang. Banyak pelaku usaha baru, kata Roy, buka usaha tanpa arah yang jelas dan tutup dalam hitungan bulan karena minim perencanaan dan modal.

“Hari ini banyak orang buka bisnis tanpa arah yang jelas. Tiga sampai enam bulan sudah tutup. Padahal produk bagus, tapi modal kurang,” tandasnya.

Roy berharap, melalui Koperasi Merah Putih dan dukungan pembiayaan yang inklusif, pelaku usaha muda di Kota Malang dapat lebih mudah berkembang dan bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat.