Kota Malang

Inovasi Mahasiswa STIE Malangkucecwara Bikin Aksesoris dari Sampah Plastik, Didanai Kemendiktisantek

Inovasi Mahasiswa STIE Malangkucecwara Bikin Aksesoris dari Sampah Plastik, Didanai Kemendiktisantek

SURYAMALANG.COM/Rifky Edgar
SAMPAH PLASTIK - Mahasiswa STIE MalangKucecwara yang tergabung dalam tim Sakaresek saat menunjukkan produk aksesoris hasil daur ulang dari sampah plastik, Jumat (24/10/2025). Inovasi ini mereka lakukan usai mendapatkan pendanaan dari Kemendiktisantek RI. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Empat Mahasiswa STIE Malangkucecwara atau kampus ABM yang tergabung dalam tim Sakaresek memiliki ide kreatif dengan menyulap sampah plastik menjadi produk fesyen bernilai jual.

Inovasi ini dihasilkan seusai mereka mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendiktisantek) melalui Program Belmawa.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Rahmat Ardiansyah dan Diva Khoirun Nisaa dari Prodi Manajemen, serta Rosanti Dina Natalia dan Mela Purnamasari dari Prodi Akuntansi. Mereka didampingi dosen pembimbing, Rina Irawati SE MM.

Rahmat menjelaskan, ide ini berawal dari keprihatinan melihat banyaknya sampah plastik yang menumpuk dan sulit dikelola.

Dari situlah, ia mulai belajar mengolah sampah plastik agar menjadi sesuatu yang berguna.

"Kami ingin membuat sampah plastik lebih dekat ke masyarakat dengan cara mengubahnya menjadi aksesoris," kata Rahmat kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (24/10/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS Pohon Tumbang Timpa Mobil dan Warga di Jalan Prof Yamin Kota Malang

Proses pengelolaan sampah dilakukan di studio workshop tim Sakaresek yang berada di kawasan Dau, Kabupaten Malang.

Lokasinya persis berada di samping TPST 3R Desa Mulyoagung.

Sampah plastik yang digunakan berasal dari TPST dan program SWATGO (Swapping Trash with Cooler), yaitu program menukar sampah plastik dengan produk kreatif mereka.

Tak hanya botol plastik, tutup botol pun disulap menjadi bros, gantungan kunci dan kalung.

Warnanya yang beragam membuat tutup botol dipilih sebagai bahan utama aksesoris.

Harganya produk cukup terjangkau, mulai Rp 5.000 sampai Rp 20.000.

Proses produksinya dilakukan melalui proses pemanasan agar plastik tersebut meleleh dan kemudian diubah bentuknya menjadi pipih.

Setelah itu, plastik tersebut disesuaikan dengan bentuk dan pola yang di mau untuk dijadikan aksesoris.

"Satu kali pemanasan sekitar lima menit bisa menghasilkan 10 produk," ujarnya.

Inovasi ini dilakukan sejak bulan Juni 2025 dan mulai diperjualbelikan pada awal September 2025.

Hingga sampai saat ini, produk yang dihasilkan dari inovasi mahasiswa STIE MalangKucecwara ini sudah laku lebih dari 600 produk.

Tak hanya dijual di event kampus, produk daur ulang ini juga laris sebagai souvenir wisuda dan pernikahan.

Kini, tim Sakaresek telah meraup omzet hingga Rp 6 Juta.

"Rencananya uang akan kami kembangkan lagi untuk usaha dan keberlanjutan program ini. Sesuai visi kami, from trash to blessing," ungkapnya.

Sementara itu, Dosen pendamping, Rina Irawati, mengungkapkan kebanggaannya akan inovasi yang dihasilkan mahasiswanya.

Rina menjelaskan, proposal tim Sakaresek mampu lolos seleksi dari 6.700 peserta, dan menjadi satu dari 700 tim yang menerima dana hibah Kemendiktisantek.

"Ini prestasi luar biasa. Mereka rutin konsultasi, melaporkan progres bulanan ke Kemendiktisaintek, dan aktif ikut pameran hingga CFD untuk memperkenalkan produk," ungkapnya.

Rina menyebut, kampus telah memberi dukungan penuh, termasuk dari Wakil Ketua III dan Ketua STIE MalangKucecwara Drs Bunyamin MM PhD.

Rencananya, pada November 2025 mendatang, tim ini akan menghadapi penilaian akhir program di Magelang.

"Insya Allah usaha ini masih terus berprospek dan terus berlanjut. Semoga mereka bisa melaju terus sampai babak nasional," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved