Jurus Pintar Purbaya: Pakaian Bekas Ilegal Disulap Jadi 'Emas' Industri Tekstil, Hemat Miliaran
Jurus pintar Menkeu Purbaya: pakaian bekas ilegal disulap jadi 'emas' industri tekstil, hemat miliaran rupiah, tidak perlu dibakar lagi.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membuktikan masalah impor pakaian bekas ilegal (thrifting) yang menumpuk bisa diubah menjadi peluang ekonomi.
Pemerintah resmi mengumumkan "jurus pintar" terbaru dalam penanganan barang sitaan: alih-alih dimusnahkan, jutaan potong pakaian bekas ilegal kini akan disulap menjadi bahan baku industri tekstil domestik.
Keputusan ini tidak hanya mendukung industri dalam negeri, tetapi juga menghasilkan penghematan miliaran rupiah bagi kas negara karena berhasil menghindari biaya pemusnahan yang sangat besar.
Pakaian sitaan yang mencapai 17.200 balpress siap dicacah dan didaur ulang untuk disalurkan kepada pelaku industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Sayembara Anak Menkeu Purbaya, Cari Akun Hina Keluarganya Berhadiah Uang Dollar Senilai Ratusan Juta
Menurut Purbaya, pemerintah sudah menemukan pelaku industri yang memiliki kemampuan untuk mencacah dan mendaur ulang pakaian tersebut.
“Setelah kita pelajari, ternyata pakaian balpress bisa dicacah ulang. Kami sudah bertemu dengan AGTI (Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia), dan mereka menyatakan siap mengolah kembali pakaian sitaan ini" kata Purbaya di Jakarta, Minggu (16/11/2025).
"Hasilnya nanti sebagian bisa dipakai industri, sebagian lainnya dijual kepada UMKM sebagai bahan baku yang lebih terjangkau,” lanjutnya.
Baca juga: Politikus PDIP Tantang Purbaya Tagih Rp4,4 T dari Keluarga Soeharto, Jangan Cuma Penunggak Pajak
Pemerintah, bersama berbagai instansi terkait, tercatat telah melakukan penindakan intensif terhadap impor pakaian bekas ilegal sejak 2024—2025.
Dalam kurun waktu tersebut, jumlah pakaian yang disita mencapai 17.200 balpress atau setara 1.720 ton, yaitu sekitar 8,6 juta potong pakaian.
Purbaya menjelaskan, operasi penindakan dilakukan di banyak titik rawan, mulai dari jalur laut, kawasan perbatasan, hingga pesisir.
Namun begitu, proses berikutnya—yaitu pemusnahan—menjadi tantangan baru karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
“Satu kontainer saja bisa menelan biaya pemusnahan sekitar Rp12 juta. Jika semuanya dimusnahkan, negara justru bisa menanggung kerugian yang besar,” ujar Purbaya.
Baca juga: Minta Menkeu Purbaya Lebih Selektif, Bukan Melarang Total Import Pakaian Bekas
Itu artinya, jika 17.200 balpress dimusnahkan satu per satu, dengan estimasi biaya pemusnahan satu kontainer sebesar Rp12 juta (dan 17.200 balpress setara dengan puluhan hingga ratusan kontainer), maka total biaya yang harus dikeluarkan negara akan mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah.
Dengan beralih ke daur ulang, negara menghindari kerugian besar tersebut, sehingga kebijakan ini dianggap sebagai solusi yang menghemat miliaran rupiah.
Usulan untuk mengganti pemusnahan dengan proses daur ulang sebelumnya disampaikan oleh AGTI.
Baca juga: Sikap Purbaya Mengendur Soal Whoosh: Tolak Bayar Utang Tapi Ikut Kata Presiden, Tercium Rocky Gerung
| Sayembara Anak Menkeu Purbaya, Cari Akun Hina Keluarganya Berhadiah Uang Dollar Senilai Ratusan Juta |
|
|---|
| Politikus PDIP Tantang Purbaya Tagih Rp4,4 T dari Keluarga Soeharto, Jangan Cuma Penunggak Pajak |
|
|---|
| Cantolan Kastok Minta Buka Ruang Dialog : Kalau Dilegalkan, Pemerintah juga Bisa Dapat Pajak |
|
|---|
| Minta Menkeu Purbaya Lebih Selektif, Bukan Melarang Total Import Pakaian Bekas |
|
|---|
| Sikap Purbaya Mengendur Soal Whoosh: Tolak Bayar Utang Tapi Ikut Kata Presiden, Tercium Rocky Gerung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/Jurus-Pintar-Purbaya-Pakaian-Bekas-Ilegal-Disulap-Jadi-Emas-Industri-Tekstil-Hemat-Miliaran.jpg)