Media Sosial

'Saya Hampir Jadi Teroris', Wanita ini Bagikan Pengalamannya Lolos dari Jeratan Kelompok Radikal

"Tari mengeluarkan sebuah whiteboard berukuran sedang dari belakang lemari. Diawali doa, dia mengajarkan sebuah ideologi. Ga ada Al Quran..."

Editor: Pambayun Purbandini
kolase Suryamalang.com

SURYAMALANG.com - Bom yang mengguncang Surabaya dan Sidoarjo dalam dua hari berturut-turut menimbulkan luka yang mendalam bagi banyak kalangan.

Yang mengejutkan lagi, pelaku melibatkan anggota keluarganya, yakni kepala keluarga, istri, dan anak-anak.

Banyak masyarakat yang terkejut, pasalnya, setelah insiden itu, ada sejumlah teroris yang digrebek di berbagai tempat di Jawa Timur.

(Baca: Saddam al-Jamal, Pemimpin ISIS Terbrutal yang Bunuh Keluarga Calon Mertua karena Tak Direstui)

(Baca: Ngidam Es Kepal Milo buat Buka Nanti? Tak Perlu Antre, Cukup 4 Bahan Resep Rahasia ini)

(Baca: Ivan Gunawan Ucapkan Selamat Menikah kepada Ayu Ting Ting, Pendangdut itu Beberkan Faktanya)

(Baca: Saddam al-Jamal, Pemimpin ISIS Terbrutal yang Bunuh Keluarga Calon Mertua karena Tak Direstui)

Tetangga mereka banyak yang tidak menyangka bahwa ada keluarga teroris di lingkungan tempat tinggal mereka.

Baca: Terbongkar, Ini Alasan Mengapa Teror Bom di Gereja Surabaya Libatkan Wanita dan Anak-Anak

Akibat kejadian teror itu, puluhan orang menjadi korban.

Ditambah lagi, pada hari Rabu (16/5/2018) kemarin, Mapolda Riau juga diserang oleh sejumlah orang terduga teroris.

Peristiwa yang terjadi di Indonesia beberapa hari ini semakin mengingatkan kita tentang bahaya kelompok radikal dan sesat yang memang nyata ada di Indonesia.

Termasuk wanita ini, ia membagikan kisahnya saat menganggap dirinya hampir menjadi seorang teroris.

Kisah yang diunggah oleh akun Facebook Yunita Dwi Fitri ini menjadi viral di media sosial.

Akun ini telah dibagikan lebih dari 9000 kali dan disukai sekitar 12 ribu pengguna Facebook.

Yunita mengunggah kisahnya pada tanggal 14 Mei 2018.

Baca: Pengakuan Eks Teroris, Alasan di Balik Teror Bom 3 Gereja di Surabaya Ternyata dari Video ini

Ia menuturkan ceritanya seperti ini.

SAYA HAMPIR JADI TERORIS

Karena saya peduli, jadi mau sharing cerita 12 tahun yang lalu...

Waktu lagi galau2nya Tugas Akhir kuliah, diperjalanan menuju kosan dari kampus sendirian, sepanjang jalan Sekeloa mikirin Tugas Akhir yang bener2 bikin galau.

Tiba-tiba ada anak perempuan masih remaja mengaku baru lulus SMA sebutlah Anna datang menghampiri.

"Kak, saya lagi cari kostan, bisa bantu ga?".

Kebetulan di tempat kost saya tinggal masih ada kamar kosong, tanpa ragu saya tawarin ke dia.

Penampilannya seperti anak dari daerah, rok panjang, baju kemeja tidak berjilbab.

Sampai di kostan, dia menolak ketika saya ajak ketemu dengan bapak kost, malah minta minum dan duduk didalam kamar.

Meski aneh kelakuannya saya ga ada takut sedikitpun dengan anak ini.

Dia melihat ada Al-quran terbuka diatas sajadah, kemudian dia bertanya:

Baca: Akhirnya Pasukan Elit TNI Kolaborasi Densus 88 Sikat Teroris, Moeldoko : Gak Perlu Payung Hukum!

Baca: Pesan Menohok Mantan Teroris, Jika Hal ini Kita Lakukan, Teroris Kipas-kipas Karena Merasa Dibantu

"Suka baca Al-Quran kak?".

Saya jawab "Iya, lagi belajar, suka baca tafsirannya".

Kemudian dia bilang "Saya besok kesini lagi ya kak bawa temen, nanti kita belajar bareng-bareng ttg tafsir Al Quran".

Saya udah mulai curiga karena tujuan awal dia kesini adalah cari kostan, kenapa jadi sok akrab malah ngajak temen main.

Baca: Eks Teroris Bongkar Alasan Surabaya Dibom, Reproduksi Calon Pengantin dan Jumlah Pengikut Disebut

Tapi saat itu, saya memang lagi ngulik tentang Al-Quran dan buku-buku tentang keTuhanan, namanya juga masa remaja yang lagi kepo-keponya lah..

Jadi ada yang nawarin belajar yaudah boleh lah diterima.

Besoknya si Anna ini dateng bersama temannya sebutlah Tari yang sepertinya seumur dengan saya (22-23), berjilbab putih, kemeja putih, celana bahan warna hitam, penampilannya sangat gak kekinian.

Setiap kalimat tertata rapi dari awal berkenalan dan akhirnya mulai menyuruh saya membuka Al-Quran dengan hafal dia mengintruksikan untuk membuka tiap-tiap ayat.

Si Anna hanya diam, malah lebih seperti asisten, bukan teman.

Baca: Ngerinya Pasukan Elit Anti Teror TNI yang Dukung Densus 88, Inilah Sat 81, Denjaka dan Den Bravo

Baca: Saddam al-Jamal, Pemimpin ISIS Terbrutal yang Bunuh Keluarga Calon Mertua karena Tak Direstui

Setiap ayat yang dia intruksikan saya bacakan, dan intinya adalah "halalnya membunuh orang-orang kafir, jihad dijalan Allah tidak mudah, pasti akan dimusuhi bahkan oleh keluarga sendiri, tapi hal itu yang dibenarkan dalam Al-Quran, maka dari itu diawali dengan sembunyi2 agar misi terlaksana dengan baik".

Gak lama dia ngajak untuk belajar lebih lanjut dikostan dia besok, kostnya gak jauh dari kost saya.

Anna bersedia menjemput besok.

Kemudian dia pergi.

Gak ada basa-basi seperti orang biasa yang ingin berteman, apalagi Anna seperti halnya pengantar Tari.

Sudah galau TA makin galau lagi nih, antara takut dosa (melanggar Al-Quran) atau takut diajarin yang enggak-enggak.

Tapi saya masih penasaran.

Baca: Pesan Ramadan Donald Trump Gegerkan Umat Muslim Dunia, Simak Penuturannya

Besoknya Anna datang menjemput, dia mengajak saya ke kostan Tari.

Mulai curiga.

Di kamar berukuran 3x3, tanpa kasur dan furniture lain.

Hanya ada lemari dan tikar.

Kemudian Anna menutup jendela dan mengunci pintu.

Tari mengeluarkan sebuah whiteboard berukuran sedang dari belakang lemari.

Diawali doa, dia mengajarkan sebuah ideologi.

Baca: Waspada! Sering Kita Gunakan, Lewat Situs-situs ini Teroris dan ISIS Lancarkan Propagandanya

Ga ada Al Quran.

Hanya dengan coretan di white board.

Menggambarkan sebuah mobil ketika driver salah mengendarai, masuk kejurang, matilah semua penumpang didalam mobil, begitulah jika disebuah negara pemimpinnya salah, intinya adalah negara ini salah dan kita semua berdosa jika dipimpin dengan pemimpin yang salah.

Kemudian menggambarkan sebuah apel busuk ketika ada didalam kulkas bersama apel-apel yang baik, maka apel yang baik akan tertular busuk, itulah kita jika masih berteman dengan orang kafir dan tidak sepemahaman dengan kita.

Dari gambaran2 itu, kira-kira paham kan ya maksudnya.

Baca: Kesaksian Wanita Mantan Simpatisan ISIS Tertipu dengan Kehidupan Nyaman dan Tentram yang Ditawarkan

Banyak lah ideologi2 yang dia sampaikan.

Dan dia menyebut kita harus membangun Negara Islam Indonesia untuk negara yang diridhoi Allah.

Semakin curiga hati ini ketika dia bilang: "Untuk membangun misi ini diperlukan dana, karena kita membangun sebuah negara baru untuk Allah, dan diperlukan pengorbanan dan ketetapan hati, jadi kamu akan dibay'at di Cimahi (saya kurang inget tepatnya dimana) dengan membawa uang 400rb, jangan bertanya bukankah amal itu seikhlasnya? Tidak.. karena dengan perngorbananmu maka Allah akan tau sampai mana pengorbananmu untuk-Nya. Bahkan ketika kamu berbohong meminta uang ke orang tua atau menjual handphonemu adalah sebuah pengorbanan untuk Allah. Adapun baju yang harus dikenakan adalah kemeja, hijab, celana bahan"

Jujur saja saya cukup merasa dibrainwash, otak ini berfikir untuk mengikuti perkataannya sampai saya gak berani ngomong ke teman terdekatpun, tapi hati ini menolak ketika saya harus berbohong ke orang tua demi Allah, bahkan ketika saya harus menghalalkan segala cara demi pengorbanan demi Allah untuk mendapatkan uang 400rb.

Baca: Pimpinan ISIS Paling Brutal Itu Bernama Saddam Al Jamal, Astaga! Tak Segan Eksekusi Anak-anak

Saya kuliah mayoritas teman non muslim, gak mungkin saya cerita ke mereka. Saya takut dosa karena saya menyalahi aturan.

Kemudian saya lari ke Darut Tauhid, yang saya tau disana adalah tempat orang-orang yang berilmu mengenai ke islaman.

Singkat cerita saya bertemu dengan 2 orang mahasiswa berhijab panjang, mereka adalah penyelamat saya, mereka tau betul tentang NII sebuah aliran sesat yang ternyata sudah lumayan banyak di Bandung.

Baca: Pengakuan Bripka Irwan Sarjana Polisi yang Disandera Teroris saat Kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua

Mereka berusaha mencuci otak anak-anak muda, banyak diantara mereka yang hilang, meninggalkan keluarga demi membangun Negara Islam Indonesia, menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang, bahkan sampai mereka semiskin-miskinnya untuk disetor ke pimpinan mereka karena misi mereka membangun sebuah negara didalam negara..

Baca: Waspada! Sering Kita Gunakan, Lewat Situs-situs ini Teroris dan ISIS Lancarkan Propagandanya

Setelah saya memutuskan gak mau datang ke ajakannya untuk dibay'at beberapa minggu kemudian saya bertemu lagi dengan Anna di jalan Sekeloa, tiba-tiba dia berjilbab dan pura-pura ga liat seperti ketakutan.

Mulai saat itu saya ga pernah kasih uang ke orang peminta sumbangan di atm atau dijalan dengan penampilan seperti Tari.

Baca: Memaknai Jihad yang Sesungguhnya, Nasaruddin Umar: Jihad untuk Menghidupkan Orang

Berhijab, kemeja, celana bahan.

12 tahun sudah berlalu, sekarang Indonesia sedang darurat teroris, dan saya percaya ini bukan cuma sekedar isu.. Sekarang Tari-Tari lain banyak kita temui di sosmed.. jangan biarkan mereka semakin berkembang

Demi NKRI. Demi Agamaku.

Postingan ini mendapat berbagai respon dari warganet.

Baca: Terkuak, Otak dan Guru Pengebom Surabaya Kini Diburu, Tak Disangka Seperti ini Kegiatannya

Lia Altha Aden : ya itulahh sasaran mereka anak2 yg blm paham btl ttg Islam, mencuci otak

Nila S : uang iuran itu buat apasi? ko beramal hrs ditargetin (emoji)

Parlindungan Sibarani : Pengalaman yang berharga perlu menjadi pelajaran bagi yang lain...

Jangan lupa follow juga akun instagram Suryamalang.com!

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved