Virus Corona di Malang
Forum Rektor & Wali Kota Malang Bahas Bansos Mahasiswa Anak Kost, Mahasiswa Ingin Penurunan UKT
Beberapa perguruan tinggi memaparkan soal bantuan yang diberikan pada mahasiswanya berupa bantuan sembako dan pulsa hingga potongan uang kuliah.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
Dari mahasiswa didapat informasi jika mereka tidak bisa pulang kampung dan minta bantuan.
Pihaknya perlu membicarakan dengan yayasan untuk memberi bantuan.
"Jumlahnya cukup banyak. 1468 orang. Namun saya minta ke BEM untuk indentifikasi," kata Pieter di rakor.
Mana yang tidak mampu, butuh bantuan. Atau tidak pulang kampung tapi kategori mampu.
Sedang di UMM, menurut Wakil Rektor III UMM, Nur Subekti, pihaknya juga memberi bantuan logistik ke mahasiswa yang tidak pulang kampung.
Jumlahnya 1050an termasuk untuk mahasiswa asing.
Selain itu juga memberikan potongan SPP Rp 1 juta. Masing-masing Rp 500.000 di semester genap dan ganjil mendatang.
Sedang di ITN, Rektor Dr Ir Kustamar MT menyebutkan ada 484 mahasiswanya yang bertahan di Malang.
"Sejak awal sudah kami sampaikan agar mereka pulang kampung," katanya. Jumlah mahasiswa ada 5000 an.
Meski disediakan bantuan yang dilewatkan di prodi, tapi masih belum ada yang mengambil.
Sedang data sementara dari Aptisi komisariat IV, lewat ketuanya Prof Dr Dyah Sawitri SE MM menyatakan data sementara mahasiswa perantau di Malang ada 4500 an dari sembilan PTS yang sementara melapor.
Usai rakor, perwakilan perguruan tinggi diminta memberi datanya yang dibawa.
Sedang terkait simulasi bagaimana nanti jika mahasiswa baru (Maba) datang, perguruan tinggi belum memiliki pandangan.
"Selama pemerintah pusat belum ada kebijakan, maka mahasiswa belum boleh masuk kampus. Sekarangpun daftar calon mahasiswa baru saja semua online," tutur Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) di rakor.
Sehingga sampai saat ini belum tahu kapan mulai masuk nanti jika ada maba.
Bahkan jadwal pengenalan kampus belum tahu. Untuk PTS, jadwal masuknya masih lama. Sehingga ia menyarankan agar yang simulasi dulu adalah PTN karena lebih dulu masuknya.
Ia juga menyarankan agar Aptisi Komisariat IV bisa membuat panduan yang sama saat maba masuk nanti di PTS sehingga tidak ada perbedaan.